Penjualan Semen Masih Lesu, Laba Semen Indonesia Turun 22%

Bareksa • 29 Oct 2015

an image
Pekerja menngangkat semen ke kapal Pedi dengan tujuan Pulau Bawean di Pelabuhan Rakyat, Gresik, Jawa Timur, Kamis (16/4). ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan/ed/Spt/15.

Beban pokok penjualan yang naik 6,5 persen juga makin membuat laba kotor SMGR tergerus 11 persen menjadi Rp7,5 triliun.

Bareksa.com - Laba bersih PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sembilan pertama 2015 turun 21,6 persen akibat menurunnya penjualan dan meningkatnya beban pokok pendapatan.

Periode Januari hingga September 2015, laba bersih SMGR turun menjadi Rp3,2 triliun atau Rp539 per saham, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,08 triliun atau Rp687 per saham.

Turunnya penjualan semen sebesar 2,7 persen mendorong penurunan pada pendapatan SMGR sebesar 1,2 persen menjadi Rp19,11 triliun. Meskipun penjualan semen SMGR selama September 2015 naik 0,5 persen, tapi ternyata total penjualan semen selama sembilan bulan pertama tahun ini masih turun dibanding periode yang sama tahun lalu. (Baca juga: Penjualan Semen September Ini Merosot, Hanya SMGR Catat Penjualan Positif)

Beban pokok penjualan yang naik 6,5 persen juga makin membuat laba kotor SMGR tergerus 11 persen menjadi Rp7,5 triliun.

Kinerja SMGR diperparah dengan kenaikan beban umum dan administrasi hingga 10,8 persen dan beban keuangan sebesar 12 persen. Imbasnya, laba sebelum pajak SMGR turun 21 persen menjadi Rp4,1 triliun.

Dari sisi neraca, total aset SMGR per akhir September 2015  naik 5,97 persen menjadi Rp36,35 triliun dibanding akhir Desember 2014 yang didorong oleh kenaikan aset tetap SMGR sebesar 15,6 persen.

Sementara itu, total utang juga naik 7,9 persen menjadi Rp10 triliun karena meningkatnya utang usaha kepada pihak ketiga sebesar 11 persen dan pinjaman bank jangka panjang sebesar 5 persen. Meningkatnya utang  SMGR juga membuat rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) naik tipis menjadi 0,39 kali dari sebelumnya 0,38 kali pada akhir Desember 2014.