Laba BRI Hanya Naik 2%, Tergerus Beban Bunga dan Provisi

Bareksa • 23 Oct 2015

an image
Seorang warga melakukan transaksi perbankan di mobil kas keliling Teras BRI di Lirung, Kepulauan Talaud, Sulut, Jumat (25/9). Penggunaan mobil keliling untuk aktivitas perbankan memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi di Talaud yang terdiri dari puluhan pulau. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

BBRI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp18,42 triliun atau Rp746,55 per saham

Bareksa.com - Laba bersih konsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik tipis, sebesar 2 persen, pada sembilan bulan pertama 2015 karena meningkatnya beban bunga dan kerugian penurunan nilai kredit (provisi).

Pada periode Januari sampai September 2015, BBRI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp18,42 triliun atau Rp746,55 per saham dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp18,06 triliun atau Rp732,06 per saham.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada 23 Oktober 2015, pendapatan bunga bersih yang diperoleh BBRI hanya naik 12,8 persen menjadi Rp42,86 triliun akibat melonjaknya beban bunga hingga 21,7 persen. Net interest margin (NIM) pun mengalami penurunan menjadi 8,08 persen dari sebelumnya 8,78 persen.

Kerugian penurunan nilai kredit BBRI yang meningkat 42 persen dan naiknya beban lainnya hingga 27,5 persen ikut menahan laju pertumbuhan laba bersih BBRI. 

Sementara itu, jumlah kredit yang disalurkan BBRI meningkat 6 persen menjadi Rp524,59 triliun per akhir September 2015, dibandingkan akhir Desember lalu. Namun, meningkatnya jumlah kredit yang disalurkan juga meningkatkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kotor BBRI menjadi 2,24 persen dari 1,89 persen.

Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BBRI per akhir September naik 2 persen menjadi Rp617 triliun yang didorong kenaikan dana giro dan tabungan (cash account saving account/CASA) sebesar 6,8 persen menjadi Rp344 triliun.

Sedangkan dana pihak ketiga terhadap kredit (loan to deposit ratio/LDR) turun menjadi 84,89 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 85,29 persen.