Kontrak ADHI September 2015 Lewati Kontrak Full Year 2014

Bareksa • 20 Oct 2015

an image
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) mendengarkan penjelasan maket proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan (kiri) pada Groundbreaking Light Rail Transit (LRT) Indonesia di Jakarta, Rabu (9/9). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

PT Adhi karya Tbk hingga akhir September 2015 telah mendapatkan nilai kontrak Rp10,1 triliun.

Bareksa.com - Emiten konstruksi pelat merah PT Adhi karya Tbk hingga akhir September 2015 telah mendapatkan nilai kontrak Rp10,1 triliun. Pencapaian kontrak sepanjang september ini telah melampaui perolehan kontrak perseroan sepanjang 2014 sebesar Rp9,2 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang, dalam siaran persnya mengatakan  pencapaian ini baru 54 persen dari target perseroan. Ia mengatakan kontribusi kontrak paling besar masih berasal dari lini bisnis konstruksi.

"Lini bisnis konstruksi sebesar 90 persen dan sisanya merupakan bisnis lainnya," katanya.

Syahgolang mengatakan berdasarkan sumbernya, APBN dan APBD masih memegang peranan dominan sebesar 41,9 persen. Sedangkan 23,5 persen berasal dari BUMN dan sebanyak 34,6 persen berasal dari swasta.

Perolehan Realiasi Kontrak ADHI 2015

Sumber: ADHI

Ia menambahkan, dari total kontrak sebanyak 60,4 persen berasal dari pekerjaan gedung, 28,2 persen berasal dari jalan dan jembatan, sedangkan 11,4 persen sisanya berasal dari dermaga serta infrastruktur lainnya. Menurut dia, hingga September 2015 ADHI telah mengikuti tender dengan nilai hingga Rp42,7 triliun.

 "Selain realisasi proyek kita, kita ada proyek senilai Rp802,6 miliar dimana kita merupakan penawar terendah," katanya.

Untuk realisasi kontrak terbaru pada September 2015  adalah tol Ngawi-Kertosono Paket 2 dan 3 senilai Rp1,3 triliun, Pekerjaan Irigasi AMS 23 senilai Rp221,4 miliar serta proyek-proyek lainnya.

Sebelumnya, ADHI juga telah mengadakan perdagangan Hak Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu. Menurut dia, HMETD ADHI juga mengalami oversubscribed dan ada penerbitan saham baru senilai Rp2,7 triliun. Dana tersebut berasal dari penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 1,4 triliun dan dari dana publik sebesar Rp1,3 triliun.

Dana penawaran umum HMETD ini akan digunakan untuk pembangunan proyek kereta ringan/light rail transit (LRT) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.