Bareksa.com - Dalam menghadapi perlambatan ekonomi, pemerintah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan yang mendukung percepatan industri dalam negeri. Ini memberi sentimen positif bagi pasar dan mengarahkan investasi asing pada sejumlah perusahaan yang terkait dengan perkembangan ini.
Pada paket kebijakan ekonomi tahap I, pemerintah merombak 89 peraturan yang ditujukan untuk penyederhanaan izin dan memperbaiki prosedur kerja perizinan. Kemudian pada paket kebijakan ekonomi tahap II pemerintah kembali memangkas izin usaha di kawasan industri.
Rangkaian kebijakan tersebut kemudian dilanjutkan dengan paket kebijakan ekonomi tahap III yang berfokus memangkas biaya yang ditanggung oleh industri. Caranya dengan menurunkan harga BBM jenis solar, menurunkan harga gas industri, dan menurunkan tarif dasar listrik. Tiga paket yang diarahkan kepada sektor industri ini diharapkan dapat mempercepat investasi dan secara efektif memangkas beban yang ditanggung industri dalam negeri.
Hal tersebut memberi sentimen positif ke saham-saham yang mengelola kawasan industri. Di bursa saham sejak 30 September 2015 sampai dengan kemarin (7/10), harga saham perusahaan pengelola kawasan industri kompak menguat di atas 15 persen.
sumber: Bareksa
Penguatan harga paling tinggi dialami PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) yang mengelola kawasan industri MM2100 dengan peningkatan harga 25,72 persen. Diikuti oleh PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang naik 17,50 persen, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) naik 17,04 persen, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) naik 16,32 persen, dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) naik 15,73 persen.
Tidak hanya pada kawasan industri, investor mulai banyak membeli saham-saham berbasis infrastruktur, seperti semen dan konstruksi. Hal ini didukung percepatan belanja pemerintah dan juga sinyal perbaikan konsumsi masyarakat pada akhir tahun.
Saham terkait infrastruktur, seperti PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) kompak meningkat lebih dari 9 persen pada periode yang sama.
sumber: Bareksa
Andri Ngaserin dari PT Morgan Stanley Asia Indonesia dalam salinan riset yang diterima Bareksa hari ini (9/10) menuliskan bahwa sinyal perbaikan permintaan muncul dari naiknya penjualan motor roda 2 dan alat berat pada Agustus - September 2015 yang menunjukan peningkatan 4 - 10 persen dibanding rata-rata bulanan semester II-2014. Sementara penjualan mobil dan semen pada Agustus - September stabil.