MARKET FLASH: TPIA & Michelin Investasi $500 Jt; PGAS Tawarkan 40% South Sesulu

Bareksa • 09 Oct 2015

an image
Pekerja mengerjakan penyambungan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Batu Aji, Batam (ANTARAFOTO/Joko Sulistyo)

ADRO dan mitra Korea dapat pinjaman total US$540 juta; Kredit BCA tumbuh 6% pada September

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

PGAS melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia, menawarkan maksimal 40 persen hak partisipasi di blok gas South Sesulu PSC, Kalimantan Timur. Kesepakatan dengan investor strategis diharapkan tercapai pada tahun ini. Saat ini ada beberapa calon investor dari Amerika Serikat, Timur Tengah dan Eropa yang tertarik dengan investasi tersebut. Nilai transaksi belum dapat disebutkan

Saat ini, Blok South Sesulu sedang masuk tahap discovery dan pada tahun depan akan masuk tahap plan of development. Perseroan menargetkan blok itu dapat berproduksi pada 2018. Pada September 2013, Saka Energi mengakuisisi blok South Sesulu melalui anak usahanya Saka Indonesia Sesulu dengan perjanjian senilai US$100 juta untuk 100 persen hak partisipasi di blok tersebut. Pada Februari 2014, SKK Migas menyetujui pengambilalihan itu. 

PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

ADRO dan operator pembangkit listrik asal Korea Selatan, Korea East-West Power Co Ltd akan meneken perjanjian financing untuk pembangunan pembangkit listrik senilai total US$540 juta. Sesuai rencana, perjanjian itu diteken bulan depan dan mencakup pinjaman sebesar US$400 juta dengan tenor 20 tahun dan dijamin 95 persen oleh Korea Trade Insurance Corporation (K-Sure). 

Ada lima bank yang akan menyediakan pinjaman sindikasi US$400 juta itu, yaitu DBS, MUFG, HSBC, Mizuho dan SMBC. Suku bunga pinjaman tidak sampai 200 basis poin di atas Libor. Sementara itu, Korea Development Bank akan menyediakan sisanya US$140 juta. Adapun pembangkit listrik bertenaga batu bara itu berlokasi di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 2X100 megawatt. ADRO menguasai 65 persen saham di pengelola yaitu PT Tanjung Power Indonesia. Adapun mitranya memegang 35 persen melalui anak usahanya KWP. 

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) 

Perusahaan bank asasl Prancis , Michelin bersama TPIA siap berinvestasi US$500 juta untuk mengembangkan perkebunan dan pabrik karet sintetis berorientasi ekspor. Satu pabrik akan dibangun di Banten dan perkebunan karet akan dikembangkan di Sumatera dan Kalimantan. Michelin mengalokasikan US$450 juta bersama TPIA untuk pabrik dan US$50 juta untuk perkebunan. Kedua perusahaan membuat joint venture bernama PT Synthetic Rubber Indonesia. 

PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP)

MMLP mendapatkan penyewa properti anyar, yakni Lazada. Tak main-main, Lazada kelak akan menjadi runner up sebagai penyewa terbesar. Informasi saja, hingga 30 Juni 2015, penyewa terbesar gudang Mega Manunggal adalah PT Unilever Indonesia Tbk dengan nilai transaksi Rp46,26 miliar. Nilai sewa itu setara 54,50 persen dari total pendapatan Mega Manunggal sebesar Rp 78,20 miliar. Demi memenuhi kebutuhan calon penyewa besar anyar, Mega Manunggal akan membuat bangunan di Jalan Raya Jakarta - Bogor, Depok, Jawa Barat. Mega Manunggal menyediakan lahan 90.180 meter persergi (m²). Namun, hanya 60.600 m² yang dikembangkan menjadi sentra distribusi, dan perkantoran untuk Lazada.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP mengkaji penggunaan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp250 miliar untuk keperluan pembangunan rumah susun. Direktur Utama PTPP Bambang Triwibowo mengatakan tambahan modal tersebut akan digunakan untuk mendukung program sejuta rumah. Program yang digagas oleh Presiden Joko Widodo tersebut dikhususkan untuk kalangan menengah ke bawah. Bambang menegaskan tambahan PMN itu nantinya bakal digunakan oleh PTPP, bukan anak usaha perusahaan seperti PT PP Properti Tbk.

PT Indika Energy Tbk (INDY)

Melalui anak usahanya, yakni PT Prasarana Energi Cirebon, INDY mengakuisisi 42 persen saham PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR), pengembang proyek PLTU Cirebon. Transaksi itu dilakukan dari perusahaan afiliasinya PT Bayu Inti Permata, yang merupakan anak usaha PT Indika Mitra Energi (IME) dengan kepemilikan 100 persen. IME sendiri merupakan pemegang saham mayoritas INDY, dengan porsi saham 63,47 persen per Juni 2015.

Corporate Secretary INDY Dian Paramita mengatakan akta jual beli (AJB) transaksi tersebut telah ditandatangani pada 2 Oktober 2015. Namun, nilai jual beli ini tidak disebutkan dan emiten energi itu hanya mengatakan transaksi tersebut bukan transaksi material. CEPR adalah perseroan terbatas yang didirikan untuk rencana pengembangan proyek PLTU Cirebon berkapasitas 1x1.000 MW, yang merupakan ekspansi dari proyek PLTU Cirebon-1 berkapasitas 1x660 MW. 

PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI)

MKPI telah mengantongi pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp880 miliar hingga kuartal III-2015. Wakil Direktur Utama MKPI Jeffri S. Tanudjaja mengatakan sebagian besar penerimaaan marketing sales diperoleh dari penjualan unit apartemen. Bila mengacu pada target marketing sales tahun ini sekitar Rp1,1 tri liun, emiten properti yang mengembangkan kawasan elit Pondok Indah ini telah merealisasikan 80 persen dari target tersebut.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 

BBCA mengklaim telah mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit per September 2015. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kredit per September bertumbuh 6 persen dari posisi pada Desember 2014. Angka ini terpantau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan year to date per Agustus 2015 yang hanya 3,46 persen menjadi Rp358,98 triliun.

Dengan realisasi pada akhir kuartal III-2015 tersebut, Jahja meyakini hingga akhir tahun nanti target pertumbuhan kredit sebesar 10 - 11 persen bakal tercapai. Namun, dia menyebutkan pemanfaatan dana kredit tersebut masih minim. Dari segi kualitas kredit, Jahja menyebutkan ada kenaikan tipis pada non-performing loan (NPL) sekitar 0,1 persen. BBCA akan menaikkan provisi kalau diperlukan.