Bareksa.com - Sejak 23 September 2015, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan kisaran harga penerbitan saham baru (right issue) lebih rendah dari yang sudah direncanakan sebelumnya. Namun pergerakan harga saham HMSP justru menguat 17 persen menjadi Rp87.800 dari sebelumnya Rp75.000.
Pergerakan Harga Saham HMSP Sejak 23 September
Sumber: Bareksa.com
Harga pelaksanaan rights issue HMSP disepakati pada harga Rp77.000 per saham. Total dana yang diincar dari aksi korporasi ini sebesar Rp20,7 triliun. Aksi rights issue ini dinilai dapat mendatangkan investasi asing ke Indonesia. (Lihat : Rights Issue HMSP Berpotensi Tarik Investasi Asing)
Hal ini dapat dilihat dari penutupan perdagangan hari ini (Rabu, 7 Oktober 2015). Meskipun harga saham turun 2,4 persen menjadi Rp87.800 dari sebelumnya Rp90.000, investor asing tetap mencatatkan net buy terhadap saham HMSP sebesar Rp220,7 juta.
Aksi borong saham oleh investor asing ini dilakukan paling banyak melalui broker Kim Eng Securities (ZP), dengan membeli 86 lot saham senilai Rp756 juta. Nilai transaksi oleh ZP setara 69 persen seluruh transaksi asing terhadap saham HMSP hari ini.
Selain ZP, CIMB Securities (YU) juga ikut mengoleksi saham HMSP dengan membeli 40 lot saham senilai Rp353 juta pada harga rata-rata Rp88.468.
Aksi korporasi ini juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan bursa sekaligus menambah likuiditas dengan memperbesar porsi saham investor publik menjadi setidaknya 7,5 persen dari modal disetor.
Volume perdagangan saham HMSP ikut meningkat. Rata-rata perdagangan sejak 23 September hingga penutupan hari ini naik menjadi 14.508 saham per hari, dibanding 9.315 saham pada setahun belakangan ini.
Namun angka tersebut masih kalah jauh jika dibandingkan dengan dua emiten rokok lainnya, yakni PT Gudang Garam TBK (GGRM) dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang memiliki rata-rata perdagangan harian di atas 400 ribu lembar per hari.