Bareksa.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan sinyal dukungan agar Renminbi, mata uang China, menjadi mata uang global. Setelah pertemuan antara Presiden Barack Obama dan Presiden Xi Jinping Jumat (25/9) di Washington, Amerika Serikat juga mendukung komitmen China untuk melaksanakan reformasi keuangan dan pasar modal lebih lanjut.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini sedang dalam peninjauan apakah Renminbi—satuan mata uangnya adalah Yuan-- bisa dimasukan ke dalam Special Drawing Right (SDR), kelompok mata uang yang digunakan oleh peminjam internasional sebagai alat pembayaran.
Sumber Bloomberg mengatakan telah terjadi perubahan pernyataan yang mendasar dari AS mengenai persoalan perekonomian China sepanjang tahun ini. Dalam pernyataan bersama Juni lalu, AS mendukung China untuk melakukan reformasi dengan tujuan memasukkan Renminbi ke dalam kelompok SDR. Sementara pernyataan bersama akhir pekan lalu menunjukkan bahwa AS mendukung komitmen China dalam implementasi reformasi keuangan dan pasar modal lebih lanjut.
Dewan eksekutif IMF akan membuat keputusan pada November 2015, di mana persetujuan membutuhkan setidaknya 70 persen suara dewan. AS memiliki sekitar 17 persen suara, sehingga dukungan dari Negeri Paman Sam akan sangat penting bagi Negeri Tirai Bambu tersebut. Banyak analis telah memprediksi bahwa IMF akan menyetujui keinginan China itu.
"Ada banyak ruang gerak dalam kriteria IMF yang memungkinkan China memenuhi persyaratan," kata David Lovinger dari TCW Grup Inc.
Pernyataan AS pada Jumat 25 September lalu mendorong negeri adidaya itu mendekat ke posisi Inggris dan Prancis, yang sebelumnya telah mendukung masuknya Renminbi ke dalam kelompok SDR.
Dalam pidato di Shanghai, Menteri Keuangan Britania Raya George Osborne mengatakan ingin melihat Renminbi dimasukan ke dalam kelompok SDR sebagai mata uang yang semakin penting di pasar global dan memenuhi kriteria IMF.
Sementara itu, Menteri Keuangan Perancis Michael Sapin mengatakan bahwa Renminbi perlu dimasukan ke dalam kelompok SDR, meski China masih perlu untuk memenuhi persyaratan IMF.
Sebelumnya pada Agustus 2015 China memangkas nilai mata uang negaranya (devaluasi) sebesar 1,61 persen menjadi CNY 6,39 per dolar AS dari sebelumnya CNY 6,20.
Grafik: Nilai Tukar Yuan Terhadap Dolar
sumber: Bloomberg