Setelah Right Issue, Adhi Karya Sanggup Kerjakan LRT; Ini Perhitungan Modalnya

Bareksa • 22 Sep 2015

an image
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) mendengarkan penjelasan maket proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan (kiri) pada Groundbreaking Light Rail Transit (LRT) Indonesia di Jakarta, Rabu (9/9). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Tahun 2014 ADHI mampu mengerjakan kontrak 4,5 kali lipat dari kapitalisasi modal

Bareksa.com - Perusahaan konstruksi BUMN PT Adhi Karya Tbk (ADHI) hari ini melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mendapat persetujuan pelaksanaan rights issue. Pelaksanaan rights tidak terlepas dari pelaksanaan sejumlah proyek infrastruktur yang akan dikerjakan perusahaan. 

Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan perusahaan, righst issue dengan harga Rp1.560 dan total saham sebanyak 1,75 miliar lembar ditargetkan bisa menghasilkan dana segar sebesar Rp2,74 triliun. Seberapa besar kemampuan dana tersebut untuk meningkatkan kemampuan perusahaan?

Dana hasil rights pastinya akan menambah ekuitas perusahaan menjadi Rp4,3 triliun, naik dari nilai ekuitas pada Juni 2015 sebesar Rp1,6 triliun. Jika ditambahkan dengan utang perusahaan sebesar Rp2,7 triliun, maka rights issue ADHI bisa meningkatkan kapitalisasi modal (utang + ekuitas) menjadi Rp7,1 triliun. 

Berdasarkan pengalaman dari tahun sebelumnya, ADHI mampu mengerjakan kontrak sampai 4,5 kali lipat dari nilai kapitalisasi perusahaan. Bahkan di tahun 2011, ADHI memiliki nilai order book (raihan kontrak baru + carry over tahun sebelumnya) sebesar Rp18 triliun, atau setara 10 kali lipat dari kapitalisasi modal sebesar Rp1,7 triliun. 

Grafik: Order Book & Kapitalisasi Modal ADHI

Sumber: Adhi Karya, diolah Bareksa

Jika diasumsikan kemampuan perusahaan masih sama dengan tahun lalu --mendapatkan order book 4,5 kali lipat dari kapitalisasi modal-- diperkirakan setelah rights issue ADHI bisa meningkatkan nilai order book sampai dengan Rp31 triliun atau naik hampir dua kali dari tahun 2014 Rp17,8 triliun. Dengan kekuatan tersebut tentunya ADHI mampu mengerjakan proyek Light Rail Transit (LRT) yang diperkirakan menelan investasi Rp24 triliun.  

Penambahan modal melalui skema rights issue ini juga memperlebar ruang perusahaan untuk menarik pendanaan dari bank maupun obligasi. Dana perolehan rights yang menambah ekuitas perusahaan menjadi Rp4,3 triliun membuat rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) menyusut jadi 0,64 kali. Padahal dalam empat tahun terakhir, rata-rata nilai DER ADHI mencapai 1 kali. (np)
 
Grafik: Neraca ADHI

Sumber: Adhi Karya, diolah Bareksa