Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)
KREN akan mengakuisisi dua perusahaan rintisan lagi pada 2016. Direktur Utama Kresna Graha Investama Tbk. Michael Steven mengatakan akuisisi akan dilakukan oleh perseroan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Perseroan akan mengincar perusahaan rintisan (start-up) dalam tiap rencana akuisisinya, setelah akuisisi tiga perusahaan tahun ini. Menurut dia, langkah akuisisi pun menjadi nilai tambah bagi emiten investasi itu untuk menarik investor di saham KREN.
PT PP Tbk (PTPP)
PTPP menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp899 miliar sampai pekan ketiga September 2015. Sekretaris Perusahaan PTPP Agus Samuel Kana mengatakan belanja modal tersebut paling banyak untuk proyek properti dan keperluan peralatan. Capex properti mencapai sekitar 40%. PTPP yakin dapat mencapai target belanja modal sekitar Rp1,8 triliun pada tahun ini. Pada saat ini, perusahaan telah merealisasikan sekitar 50% belanja modal tersebut.
PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS)
TMAS masih mencari pinjaman untuk mendanai 80% anggaran belanja modal perseroan sepanjang setahun ke depan yang nilai totalnya US$50 juta. Sementara itu, 20% lainnya diambil dari kas internal perusahaan. Capital expenditure (capex), yang disiapkan untuk periode Juni 2015 – Juni 2016, seluruhnya akan digunakan untuk membeli sepuluh kapal. TMAS mengaku tidak menyiapkan anggaran khusus untuk perawatan dan pemeliharaan.
Sebagian di antara kapal-kapal tersebut bakal dikirim tahun ini dan sebagian lainnya pada 2016. Kapal-kapal tersebut berkapasitas 360 TEUs. Direktur TMAS Ganny Zheng mengatakan saat ini masih menggunakan kas internal untuk membayar sebagian biaya pembangunan kapal. Posisi kas dan setara kas perseroan tercatat Rp36,49 miliar per 30 Juni 2015.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
WIKA menganggarkan Rp1,12 trililun untuk lima proyek pada tahun depan, terutama kebutuhan investasi untuk pengembangan proyek kawasan industri, pembangkit listrik, jalan tol, dan water treatment plant (WTP). Proyek yang membutuhkan belanja modal tersebut antara lain kawasan Industri Kuala Tanjung, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Banten 2 x 1000 MW (PLTU Jawa 5 dan Jawa 7), jalan tol dengan ruas Soreang – Pasirkoja, jalan tol Manado - Bitung, dan WTP Jatiluhur. Dalam lima proyek tersebut, WIKA berencana melakukan investasi dengan kepemilikan minoritas sekitar 14%-20%. Total investasi diperkirakan mencapai Rp10,4 triliun dengan target penyelesaian proyek hingga 2017 – 2020.
Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Pekan depan, pemerintah bakal menawarkan ORI seri ORI012. Surat utang tenor tiga tahun ini memberi kupon sebesar 9% per tahun. Masa penawaran akan berlangsung mulai 21 September - 15 Oktober 2015. Masa penjatahan 19 Oktober 2015 dan setlement 21 Oktober 2015. Investor bisa memesan ORI012 lewat 21 agen penjual di seluruh Indonesia dengan minimal pemesanan Rp 5 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
Masa holding period ORI012 ditetapkan selama dua bulan. Pada ORI seri-seri sebelumnya holding period hanya satu bulan. Pembayaran kupon ORI012 pada tanggal 15 setiap bulan mulai 15 November 2015. Pemerintah menargetkan penerbitan ORI012 senilai Rp 20 triliun.
PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk (MIKA)
Saham (MIKA) akan diperdagangkan dengan nominal lebih kecil, seiring dengan rencana memecah nilai nominal saham alias stock split. Joyce Vidyayanti, Direktur MIKA, mengatakan rencana rasio stock split sebesar 1:10 dana akan dimintakan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) nanti 23 September 2015.
Usai stock split, harga saham MIKA akan lebih rendah dan jumlah saham beredar akan bertambah banyak. Perusahaan pengelola rumah sakit ini berharap, aksi korporasi ini bisa menambah likuiditas perdagangan saham MIKA. Saat ini, harga saham MIKA ada di Rp 27.300 per saham. Sehingga usai stock split, saham. MIKA akan diperdagangkan di harga sekitar Rp 2.730 per saham.