Bareksa.com - Pemanfaatan teknologi di dunia perbankan mendorong efektifitas dan efisiensi dalam bertransaksi. Hal ini terlihat dari peningkatan volume internet dan mobile banking dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dimanfaatkan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk meningkatkan layanan branchless banking.
Bank Mandiri memang bisa jadi salah satu contoh bank BUMN yang memiliki pertumbuhan transaksi internet & mobile sangat baik. Berdasarkan data presentasi perusahaan, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan volume transaksi internet banking dan mobile banking sampai lima kali lipat dalam lima tahun terakhir. Yang lebih fantastis, pertumbuhan nilai transaksi pada mobile banking tumbuh sampai 18 kali lipat. Ini menunjukan peran teknologi yang sangat besar pada industri perbankan, utamanya Bank Mandiri.
Grafik: Pertumbuhan Pengguna Internet Banking & Mobile Banking Bank Mandiri
Sumber: Bank Mandiri
Walaupun sudah tumbuh sedemikian tinggi, tapi potensi pertumbuhan pengguna internet banking dan mobile banking masih sangat menjanjikan. Eril Firmansyah direktur branchless banking PT Bank Mandiri Tbk mengatakan bahwa transaksi cash di Indonesia masih lebih tinggi daripada beberapa negara sekitar. "Transaksi di bank masih tinggi menggunakan cash. Dibandingkan malaysia dan Singapura,"
Jumlah pengguna internet Indonesia yang sudah mencapai 139 juta orang pada 2015, bertumbuh 29 persen dari tahun lalu sebanyak 107 juta orang. Sementara pengguna mobile dan internet banking Bank Mandiri baru berkisar 8 juta orang. Hal tersebut merupakan potensi besar bagi perbankan di masa mendatang dalam meningkatkan layanan.
Dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan pengguna internet, Bank Mandiri sampai dengan lima tahun ke depan akan meningkatkan layanan branchless banking. Bank dengan kode saham BMRI ini menargetkan dapat memberi layanan keuangan kepada minimal 25 persen masyarakat yang belum tersentuh oleh bank.
Untuk mencapai hal tersebut, Eril mengungkap bahwa Bank Mandiri akan memperluas jaringan agen ke daerah-daerah. "Hal ini tentunya harus didukung dengan jaringan agen yang luas dan menyebar hingga ke remote area. Sekitar 200 - 300 ribu loket agen akan direkrut," Katanya saat diwawancara Bareksa.