Berita / / Artikel

Budi Sadikin: Bank Mandiri Kembangkan Jasa Perbankan Lewat HP, Bukan Buka Cabang

• 18 Sep 2015

an image
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Budi Gunadi Sadikin, berbicara dalam sesi IV dengan tema "Fintech: The game changer for Indonesia's financial industry Reviewing the ecosystem and regulation" Bareksa InvestDay 2015 di Jakarta, Kamis 17 September 2015. (Bareksa/Alfin Tofler)

akess ke masyarakat Inonesia butuh hampir 300.000 cabang, kasarnya butuh 270 triliun

Bareksa.com - Masuknya teknologi di industri keuangan mempermudah berbagai macam hal dalam bertransaksi. Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi perbankan melalui fasilitas internet dan ponsel semakin mengalami peningkatan yang signifikan.  

Hal ini diakui juga oleh Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan bahwa industri perbankan kini sudah jauh berbeda dibanding 20 tahun lalu yang masih sangat mengandalkan cabang untuk melakukan transaksi. 

"Industri perbankan sudah berubah dari 20 tahun lalu, tren transaksi di cabang sudah turun drastis," ujar Budi pada acara InvestDay 2015 yang mengangkat tema “FinTech: A Game Changer for Indonesia’s Financial World”,  hari ini (17/9)

Bank Mandiri merupakan salah satu bank yang aktif dan cepat untuk mengembangkan teknologi finansial. Salah satunya dengan mengembangkan sistem transfer dana melalui layanan pesan singkat (sms).

Bank Mandiri memiliki aplikasi baru, di mana siapa pun yang memiliki nomor telepon genggam – walaupun bukan nasabah Bank Mandiri -- dapat menerima transfer dana dari nasabah pemilik rekening Bank Mandiri melalui pengiriman SMS.

Penerima transfer dana melalui SMS ini hanya dapat mencairkan dananya bila ia mengunduh aplikasi SMS banking Bank Mandiri, dan saat penerima transfer dana selesai mengunduh aplikasi ini, otomatis ia menjadi nasabah Bank Mandiri dan dapat mengirim dana ke siapa saja pemilik nomor telepon genggam.  

"Apa yang kami lakukan adalah melayani jasa perbankan lewat Hp, bukan buka cabang," katanya. 

Pengembangan oleh Bank Mandiri tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang memberi efisiensi dan efektifitas, dibandingkan dengan cara lama, yakni membuka cabang baru yang membutuhkan dana miliaran per cabangnya. 

"Kalau mau akses ke masyarakat Indonesia, kita butuh hampir 300.000 cabang. Kasarnya butuh Rp270 triliun untuk mencapai itu," katanya.

Sementara itu dalam kesempatan sama Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution juga mencontohkan penggunaan fintech yang seharusnya dapat memberi kemudahan bagi masyarakat kalangan bawah.

"Misal seorang TKI ingin mengirimkan uang ke kampungnya, masak harus buka rekening pakai KTP, NPWP. Mau kirim uang saja sulit, tetapi kalau ada jasa pengiriman lebih mudah tentunya akan dipilih," katanya.

 

Tags: