Berita / / Artikel

Rating Sinetron Tertinggi, Pendapatan SCMA Akan Naik 17% pada Semester II

• 15 Sep 2015

an image
Tokoh Nasional Jusuf Kalla didampingi Direktur Program Dan Produksi SCTV serta Tim Juri berfoto bersama saat menghadiri konferensi pers jelang perhelatan Liputan 6 Awards 2014. (ANTARA FOTO/Teresia May)

Pendapatan perseroan di semester satu diperkirakan akan stagnan dengan periode sama tahun 2014.

Bareksa.com - Semakin berkembangnya penetrasi internet di Indonesia diperkirakan akan menggerus pendapatan media tradisional berbasis elektronik atau cetak. Penurunan ini khususnya di bidang periklanan. (baca juga: Berkembangnya Penetrasi Internet Tidak Kurangi Pendapatan Iklan Media Televisi)

Hasil riset CIMB yang didistribusikan kepada nasabahnya menyatakan valuasi harga saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencapai nilai terendah dalam dua tahun terakhir. Pemasukan iklan pun masih berjalan lambat walaupun diharapkan masih ada perbaikan.

"Kami berharap pendapatan SCMA pada semester kedua bisa naik 17 persen dibanding tahun lalu. Pendapatan SMCA pada semester I diperkirakan akan sama dengan yang mereka hasilkan pada semester I-2014.”

Dalam riset disebutkan kenaikan pendapatan dari iklan ini masih menunggu membaiknya tingkat konsumsi. TV  masih dianggap sebagai media iklan paling efektif hingga saat ini.

Prediksi kenaikan pendapatan sekitar 17 persen pada semester II  juga didukung oleh ranking SCTV yang naik tahta menjadi nomor satu pada Agustus dari sebelumnya berada di posisi kedua.

Sinetron Pangeran menjadi acara yang paling banyak ditonton saat prime time selama Agustus. Selain itu program-program lain yang dihasilkan oleh SCTV juga masih  paling diminati.

Dari 10 program televisi dengan rating paling tinggi, enam di antaranya ditayangkan di SCTV. Adapun tiga ditayangkan di RCTI (grup MNCN) dan satu lagi drama India di ANTV, yakni Chakravartin Ashoka Samrat.

10 Acara Televisi dengan Rating Tertinggi

Sumber: CIMB & Nielsen

Dari segi saham, emiten di sektor media memang salah satu yang turun paling rendah secara year to date.

Dari grafik bisa terlihat pergerakan saham emiten media secara year to date masih di zona merah. Penurunan return paling rendah hanya pada saham MDIA sebesar 7,94 persen. Sisanya berada di atas minus 20 persen.

Pada penutupan perdagangan bursa hari ini (Senin, 14 September 2015), saham-saham pertelevisian masih menurun. Saham MDIA turun 6,9 persen, saham SCMA turun 2,1 persen, saham VIVA turun 0,8 persen, MNCN turun 0,6 persen dan saham BMTR naik 2,5 persen.

 

Tags: