Berita / / Artikel

Investasi Timur Tengah Terus Meningkat

• 15 Sep 2015

an image
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam. Kunjungan Presiden ke Jeddah ini merupakan rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden ke Timur Tengah selama lima hari. ANTARA FOTO

Meski nilai investasi Timur Tengah kecil dibandingkan Jepan, Korsel, trennya selalu naik

Bareksa.com - Investasi Negara Timur Tengah di Indonesia masih terbilang kecil bila dibandingkan dengan nilai yang ditanamkan negara maju di Asia lainnya. Akan tetapi, jumlahnya cenderung terus meningkat.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan optimistis kunjungan Presiden Joko  Widodo ke tiga negara Timur Tengah, akan meningkatkan investasi negara-negara tersebut di Indonesia. Saat ini tren investasi negara Timur Tengah, khususnya Persatuan Emirat Arab (PEA), meningkat walupun secara nilai masih relatif lebih kecil dibanding negara lainnya, seperti Jepang dan Korea Selatan.

“Jika melihat nilai realisasi investasi dan pengajuan Izin Prinsip dari Persatuan Emirat Arab terlihat ada peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Memang harus diakui, nilai investasi negara Timur Tengah ke Indonesia masih relatif kecil, apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Kunjungan Presiden Jokowi saat ini diharapkan dapat meningkatkan minat investasi mereka ke Indonesia,” ujar Franky dalam keterangan resmi hari ini (14/9).

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi PEA di Indonesia pada semester I-2015 sebesar US$13,61 juta, naik beberapa kali lipat dibanding investasi pada semester I-2014 sebesar US$1,57 juta. Nilai realisasi investasi PEA secara keseluruhan periode 2010-2015 (semester I) mencapai US$107,4 juta, di luar sektor keuangan dan hulu migas. Sedangkan pengajuan Izin Prinsip dari Persatuan Emirat Arab periode Januari-Agustus 2015 sebesar US$199,80 juta, naik 216 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$64,9 juta.

Sementara itu, BKPM juga mencatat nilai realisasi investasi kawasan Timur Tengah di Indonesia periode 2010-2015 (semester I) berjumlah US$ 440 juta, di luar sektor keuangan dan hulu migas. Investasi tersebut terdiri atas 235 proyek yang menyerap lebih dari 6.000 tenaga kerja langsung. Nilai realisasi investasi kawasan Timur Tengah di Indonesia dalam lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 49 persen per tahun.

“Nilai realisasi investasi tersebut masih jauh dari potensi kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Timur Tengah. Nilai investasi asing dari kawasan Timur Tengah di dunia periode 2010-2015 (semester I) mencapai US$180 miliar, sehingga potensi investasi dari negara-negara Timur Tengah masih cukup besar,” ujar Franky.

Franky menambahkan, BKPM akan memaksimalkan keberadaan kantor perwakilan di Abu Dhabi untuk memasarkan potensi investasi Indonesia di negara-negara Timur Tengah. “Terlebih sektor utama tujuan investasi negara-negara Timur Tengah, sebenarnya sejalan dengan sektor prioritas kita, terutama properti (pengembangan kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri), industri pengolahan migas dan mineral, pengembangan kawasan wisata, serta energi terbarukan (panas bumi, air, surya, dan biomassa),” katanya.

Tujuan Ekspor
Seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Presiden Joko Widodo mengundang investor asal Timur Tengah khususnya PEA untuk terlibat dalam investasi sejumlah proyek nasional. Presiden menyebutkan, Indonesia saat ini berkonsentrasi pada pembangunan infrastruktur berupa 24 pelabuhan laut, 15 airport baru, jalan tol 1.000 km, jalan antar provinsi 2.600 km, ada 49 bendungan dan pembangkit listrik ada 35.000 MW. Selain itu, Presiden juga menyebutkan pengembangan transportasi massal di 23 kota-kota besar.

Kunjungan kenegaraan terakhir yang dilakukan Presiden Republik Indonesia ke Abu Dhabi, PEA adalah sebelas tahun lalu atau tepatnya pada 2004. Oleh karenanya, kehadiran Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi pada hari Minggu (13/9) disambut hangat Pemerintah PEA. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan itu dibahas mengenai beberapa hal, termasuk tentang isu ekonomi dan non-ekonomi, seperti kerja sama pertahanan.

Di bidang ekonomi, Menlu menggarisbawahi bahwa PEA merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia di Timur Tengah. "Dengan nilai perdagangan mencapai US$4,25 miliar pada 2014 dimana Indonesia menikmati surplus US$748 juta," ujar Menlu.

Di bidang investasi, PEA memiliki potensi sovereign wealth funds yang cukup besar. PEA merupakan salah satu investor besar dari Timur Tengah ke Indonesia yang selain melakukan investasi portofolio, tapi juga melakukan investasi langsung dengan nilai PMA sebesar US$25,36 juta pada 2014.

Menlu juga menjelaskan bahwa pada forum bisnis telah ditandatangani Memorandum of Understanding antara PT Pindad (Persero) dan Continental Aviation Services untuk kerja sama lisensi senapan SS2 dan pemasaran amunisi Pindad di wilayah Timur Tengah.

 

Tags: