Margin PGAS Diproyeksikan Turun Jadi 14,5%-4,86% Jika Harga Gas Diturunkan

Bareksa • 07 Sep 2015

an image
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kiri) bersama Pengamat Ekonomi Faisal Basri (kanan) menjadi pembicara pada diskusi dengan tema "Energi Kita" di Jakarta, Minggu (17/5). Diskusi tersebut membahas efisiensi sektor migas pasca likuidasi Pertamina Energy Trading Limited (Petral). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Simulasi berdasarkan asumsi bahwa harga jual rata-rata gas saat ini $8,9 per mmbtu dan penurunan harga berkisar 10-40%

Bareksa.com – Pemerintah kembali menggulirkan rencana untuk mendorong industri manufaktur dalam negeri. Caranya, pemerintah akan menurunkan harga jual gas untuk kalangan industri.

“Pemerintah juga berencana mengurangi bagian pemerintah agar harga gas bisa turun,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said kepada wartawan Jum’at lalu.

Rencana ini pernah juga disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Saleh Husin pada pertengahan bulan April lalu. Saat itu, Saleh mengusulkan agar harga gas untuk industri dapat turun dengan kisaran 10-40 persen dari harga saat ini. (Baca juga: Intervensi Harga Semen Berulang? Harga Saham PGN Rontok 5%)

Rencana ini bagai pisau bermata dua karena satu sisi dapat menggenjot industri manufaktur dalam negeri. Namun, di sisi lainnya dapat mengurangi pendapatan perusahaan BUMN yang bergerak di industri distribusi gas seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Akibat rencana ini, harga saham PGAS langsung anjlok 10,5 persen menjadi Rp2.495 pada perdagangan sesi pertama hari ini (Baca juga: Saham PGAS Anjlok 10%, Mandiri Securities & Maqcuarie Capital Penjual Terbanyak).

Pelaku pasar tampak khawatir jika kebijakan ini nantinya akan memukul margin keuntungan bersih yang diperoleh PGAS. Wajar jika pelaku pasar khawatir, karena pendapatan dari penyaluran gas ke sektor industri berkontribusi besar bagi total pendapatan PGAS.

Berdasarkan simulasi yang dilakukan Bareksa, margin keuntungan bersih PGAS sepanjang Januari-Juni 2015 sebesar 16,06 persen diproyeksi turun menjadi 14,45 persen hingga 4,86 persen. Sementara, untuk margin operasi menyusut menjadi 18,43 persen hingga 6,19 persen. Simulasi yang dilakukan ini berdasarkan asumsi bahwa harga jual rata-rata gas PGAS saat ini sebesar $8,9 per mmbtu dan penurunan harga jual berkisar antara 10 sampai 40 persen dari harga jual saat ini.

Grafik Perkiraan Rasio Margin Operasional dan Keuntungan Bersih PGAS 2015*

Sumber: Bareksa.com

Tanpa melakukan intervensi mengenai harga jual pun, sebenarnya margin keuntungan PGAS selama beberapa tahun terakhir saja terus mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi seiring penurunan kontribusi pendapatan dari segmen distribusi yang selama ini mendominasi pendapatan PGAS.

Grafik Perbandingan Rasio Margin Operasional dan Keuntungan Bersih PGAS Periode 2010-2015*

Sumber: Bareksa.com

Pada tahun 2014, misalnya, kontribusi pendapatan distribusi gas turun menjadi 85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berkontribusi sebesar 92 persen dari total pendapatan PGAS. Selain itu, permintaan pemerintah agar BUMN ikut membantu menyalurkan gas melalui pipa transmisi atau yang lebih dikenal dengan open access ikut menekan margin PGAS. Pasalnya, margin dari open access terbilang kecil jika dibandingkan dengan pendapatan dari penyaluran melalui distribusi. (np)