WIKA Tandatangani Kepemilikan Konsesi Soreang-Pasir Koja & Palembang- Indralaya

Bareksa • 04 Sep 2015

an image
Pekerja menyelesaikan proyek Tol Akses Tanjung Priok di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Selasa (17/3). Proyek tol guna mendukung aktivitas ekspor dan impor dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok tersebut ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2015. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Wika bekerja sama dengan CMNP untuk membangun Soreang-Pasir Koja dan HK untuk Palembang-Indralaya

Bareksa.com - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk hari ini, Jumat 4 September 2015 menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). WIKA bersama dengan PT Cirta Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) dan PT Jasa Sarana membentuk anak usaha baru, yakni PT  Citra Marga Lintas Jabar.

CMNP menjadi pemegang saham mayoritas dalam pembangunan jalan tol di Bandung ini dengan porsi saham 65 persen. WIKA hanya memegang porsi 25 persen dan PT Jasa Sarana sebesar 10 persen.

Nilai investasi jalan tol sepanjang 8,15 kilometer ini diperkirakan sekitar Rp1,51 triliun. Tol tersebut akan menjadi akses yang menghubungkan Kota Bandung ke Bandung Selatan.

Wakil Direktur PT Wijaya Karya Tbk, Budi Harto, kepada Bareksa.com mengungkapkan untuk konstruksi, konsorsium akan menggunakan jasa Waskita. Proyek ini juga sudah masuk ke dalam target kontrak perseroan pada 2015.

"Ini masuk target kami sejak awal tahun. Total nilai kontrak tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp10 triliun," ujarnya.

Grafik Perkembangan Kontrak WIKA

Sumber: Perusahaan

Budi melanjutkan, pembebasan tanah untuk jalan tol yang cukup lama mangkrak ini sudah cukup baik. Hingga saat ini pembebasan tanah sudah mencapai 85 persen.

Sisa pembebasan tanahnya ditargetkan bisa rampung dalam empat bulan mendatang. Saat ini perseroan juga sedang mencari dukungan perbankan untuk proyek ini.

Sindikasi perbankan BUMN, menurut dia, sudah tertarik untuk menggelontorkan pinjamannya. Ia berharap dalam beberapa bulan ke depan perseroan bisa mendapatkan kepastian pemberi pinjaman.

Direktur Keuangan CMNP Indrawan Sumantri mengatakan CMNP mendapat keuntungan dari melemahnya harga komoditas.

Pasalnya, perbankan saat ini lebih memilih industri konstruksi untuk diberikan pinjaman karena cenderung tahan terhadap krisis dibanding sektor komoditas.

"Jadi ada perbedaan tanggapan saat kami mengajukan kredit konstruksi belakangan ini karena mereka menganggap hanya sektor konstruksi yang tahan," katanya.

PPJT Palembang-Indralaya dan Bakauheni-Terbanggi Besar Ditandatangani

Selain penandatanganan PPJT ruas Soreang-Pasir Koja, Pemerintah juga melakukan penandatanganan untuk dua ruas tol lainnya, yakni Bakauheni-Terbanggi Besar (155,44 Km) dan Palembang-Indralaya (24,48 Km). Pembangunan di ruas Bakauheni-Terbanggi Besar diserahkan kepada PT Hutama Karya melalui penugasan pemerintah, sedangkan di ruas Palembang-Indralaya, Hutama Karya akan dibantu oleh WIKA.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono mengatakan, ketiga jalan tol tersebut akan menghubungkan pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan strategis lainnya seperti bandara, pelabuhan dan lainnya. Dengan terhubungnya pusat-pusat kegiatan itu maka distribusi logistik akan lebih cepat dengan biaya murah sehingga meningkatkan daya saing.
 
Basuki menjelaskan, untuk pembangunan Bakauheni-Terbanggi Besar dan Palembang-Indralaya yang merupakan bagian dari jalan tol Trans Sumatera, diterapkan skema penugasan kepada Hutama Karya. Penugasan tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
 
“Skema ini diberlakukan untuk ruas-ruas jalan tol yang layak secara ekonomi, tapi tidak layak secara finansial dan secara pendanaan pemerintah memiliki keterbatasan,” ujar Menteri PUPR.

Dengan skema penugasan untuk tol Bakauheni -Terbanggi Besar, ada penyertaan modal negara (PMM) senilai Rp 8,067 triliun. Sementara untuk pinjaman perbankannya senilai Rp 8,067 triliun.

Konstruksi tol tersebut direncanakan rampung pada akhir 2018, sedangkan untuk proses pengadaan tanahnya selesai pada 2016. Tol tersebut terbagi menjadi tiga seksi, yaitu Bakauheni- Interchage (IC) Sidomulyo, IC Sidomulyo-IC Branti dan IC Branti-IC Terbanggi Besar.

Untuk pembangunan jalan tol Pembangunan Palembang-Indralaya, Hutama Karya juga mendapat PMN sebesar Rp 2,31 triliun. Sumber pendanaan lainnya akan berasal dari pinjaman perbankan senilai Rp 990,336 miliar. Ruas tol sepanjang 24,48 Km tersebut juga terbagi menjadi tiga seksi, yaitu Palembang-IC Palumutan, IC Palumutan-IC KTM serta IC KTM-Indralaya.

Basuki mengatakan, pembebasan lahan ditargetkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Sementara pengerjaan fisiknya direncanakan rampung pada 2017. Hutama Karya mendapatkan hak pengusahaan (konsesi) untuk tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Palembang-Indralaya selama 40 tahun.