Bareksa.com - Ambruknya indeks saham di China dan devaluasi Yuan memukul hebat perekonomian dunia. Tak pelak, Indeks Harga Saham Gabungan pun terkena imbasnya dan sempat terus memerah.
Yang terhantam paling keras dari kejatuhan bursa China terdalam semenjak 2007 ini adalah orang-orang terkaya di Asia yang perusahaannya melantai di China.
Dilaporkan Bloomberg, orang terkaya di Asia, Wang Jianlin, kehilangan hingga $3,6 miliar pada Senin lalu, 24 Agustus 2015. Kerugian terparah bersumber dari dua perusahaan yang sahamnya dimiliki Wang. Harga saham Dalian Wanda Commerical Properties Co. milik Wang ambrol hingga 17 persen dan menyapu nilai bersih perusahaan hingga $2 miliar. Selain itu, saham Wang di Wanda Cinema Line Co. juga amblas 10 persen dan memelorotkan nilai perusahaan hingga $1 miliar. Selebihnya bersumber dari saham-saham Wang di beberapa perusahaan terbuka lainnya. Walaupun demikian kekayaan Wang masih bernilai $31,2 miliar dan masih menempatkannya sebagai orang terkaya di Asia.
Yang juga senasib dengan Wang adalah Li Ka-Shing. Taipan Hong Kong ini merupakan orang terkaya kedua di Asia, setelah Wang Jianlin. Total kekayaannya mencapai $30,4 miliar. Saat bursa Asia rontok, kekayaan Li tergerus $1,5 miliar.
Orang terkaya ketiga dan raja Internet Asia, Jack Ma, juga harus melihat hartanya menguap $546 juta seketika. Kekayaan pemilik Alibaba ini pun "tinggal" $29,6 miliar saja.
Jika dijumlah, kekayaan tiga taipan ini lenyap ditelan bumi total senilai $5,6 miliar atau Rp78,8 triliun.
Dilaporkan juga, gara-gara aksi global sell-off ini, 400 orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan mereka hingga $140 miliar. Miliarder Asia, dalam tiga bulan terakhir, telah kehilangan seperlima dari kekayaan mereka.
Grafik: Pergerakan Indeks Saham Shanghai dalam Satu Bulan Terakhir
Sumber: Bloomberg
Indeks Shanghai (SHCOMP) sendiri pada Senin, 24 Agustus 2015 terjungkal 8,34 persen. Seminggu terakhir indeks di bursa Shanghai terus terjun bebas. Petaka dimulai pada 17 Agustus 2015 saat posisi indeks berada di 3.993,668. Saat ini indeks bursa Shanghai berada di level 2,988.760 atau telah ambrol sekitar 25 persen.
Namun, tak semua orang kaya di Asia buntung. Ada juga yang untung.
Ekonomi Jepang saat ini cenderung stabil di tengah perekonomian dunia yang sedang meriang berat. Fenomena ini membuat kekayaan orang termakmur di Jepang, Tadashi Yanai, naik. Saham Tadashi di perusahaan pakaian dan retail anjlok hampir enam persen, tapi kekayaan pribadinya naik hingga $106 juta menjadi $21 miliar. (kd)