Berita / / Artikel

Investor Australia Minat Tanam US$500 Juta di Pembangkit Geothermal

• 22 Aug 2015

an image
Pekerja melakukan pengecekan mesin pembangkit listrik di PLTGU Tanjung Priok, Jakarta (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Investor Australia cukup serius karena sudah menjajaki dengan PLN

Bareksa.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi adanya minat investasi untuk pembangkit listrik tenaga geothermal senilai US$500 Juta. Minat tersebut dinyatakan dalam one-on-one meeting Kepala BKPM Franky Sibarani dengan investor di Australia, kemarin (20/8).

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan investor Australia tersebut cukup serius untuk berinvestasi di sektor geothermal, karena mereka sudah melakukan penjajakan dengan PT PLN, termasuk melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah.

“Kami mengharapkan mereka dapat segera mengajukan Izin Prinsip ke BKPM untuk mulai melaksanakan investasinya. Dalam pertemuan dengan BKPM, mereka menjelaskan sudah menjalin kesepakatan dengan PLN dan pemerintah daerah terutama terkait dengan manfaat dari sisi ekonomi dan lingkungan,” ujar Franky dalam siaran pers.

Franky menambahkan, dalam pertemuan tersebut pihaknya memaparkan tentang reformasi perizinan sektor ketenagalistrikan yang seluruh prosesnya ditangani PTSP Pusat di BKPM. Menurut dia, penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan dari 49 izin 923 hari kerja menjadi 25 izin 256 hari kerja. Franky juga menjelaskan tentang adanya 13 izin sektor kehutanan yang sudah disederhanakan proses dan waktunya.

“Penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan ini cukup meyakinkan mereka, karena concern mereka saat ini adalah persoalan perizinan dan ketersediaan lahan. Mereka dapat mengurusnya melalui PTSP Pusat di BKPM. Kami juga akan memfasilitasi investor tersebut untuk pengurusan izin dengan pemerintah daerah,” ujar Franky.

Franky optimistis masuknya investasi sektor geothermal ini dapat mendukung upaya pemerintah membangun program listrik 35.000 MW dan mengembangkan energi terbarukan. Dia menambahkan, dalam pertemuan, investor Australia ini juga berminat untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan tenaga surya. “Untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, kami merekomendasikan mereka menanamkan modal di wilayah Nusa Tenggara,” ujar Franky.

Sebelumnya Presiden Jokowi saat menghadiri acara The 4th Indonesia EBTEKE-ConEx 2015 dan 3rd Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2015 beberapa hari yang lalu, menyatakan pemerintah mendorong pertumbuhan pembangkit listrik tenaga geothermal dengan mempermudah pembebasan lahan dan perizinan penggunaan lahan.

Dukung Substitusi Impor

Selain melakukan pertemuan dengan investor sektor ketenagalistrikan, Kepala BKPM dalam kegiatan pemasaran investasi di Australia juga mengadakan one-on-one meeting dengan investor yang berminat menanamkan modalnya di industri peralatan hotel dan restoran serta industri petrokimia dengan nilai investasi masingmasing sebesar US$ 1,98 juta dan US$ 25 juta. Franky juga menjelaskan kedua minat investasi ini juga cukup serius karena mereka sudah memiliki mitra lokal di Indonesia.

“Untuk industri peralatan hotel dan restoran ini mereka memindahkan basis produksinya dari Australia ke Indonesia. Selama ini mereka melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan customer di Indonesia. Sekarang mereka akan memproduksi di Indonesia, sehingga otomatis dapat mengurangi impor kita,” kata Franky.

Franky menjelaskan masuknya investor untuk industri peralatan hotel dan restoran tidak lepas dari peningkatan realisasi investasi sektor hotel dan restoran. Menurut data BKPM, realisasi investasi sektor tersebut pada semester I 2015 sebesar Rp 5,87 triliun, naik 119,03 persen dibandingkan semester I 2014 sebesar Rp 2,68 Triliun.

 

Tags: