Bareksa.com - Saham-saham produsen semen anjlok, tertekan penjualan Juli yang melemah. Analis memperkirakan penjualan semen nasional tahun ini tidak mencapai target akibat lambatnya eksekusi proyek-proyek infrastruktur.
Pada perdagangan hari ini (Selasa,11 Agustus 2015), saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ditutup turun 5,9 persen menjadi Rp9.125, PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) juga turun 6,06 persen menjadi Rp18.600 dan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) turun 6 persen ke Rp1.175.
Bahkan, selama periode setahun ini, ketiga pemain besar semen nasional tersebut malah memberi return negatif yang dipimpin SMCB dengan penurunan 56,97 persen. Return SMGR selama setahun terakhir juga negatif 41,48 persen dan INTP juga minus 19,18 persen.
Grafik Return Saham Produsen Semen Nasional
Sumber: Bareksa.com
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, penjualan semen pada Juli turun 10,2 persen menjadi 3,4 juta ton dibanding penjualan pada Juli tahun lalu. Padahal, Asosiasi baru saja menyambut Semen Merah Putih menjadi anggota.
Riset Mandiri sekuritas telah memperkirakan bahwa Bulan Puasa dan libur Lebaran juga ikut menyebabkan penurunan penjualan semen pada Juli. Perlu dicatat bahwa libur Lebaran tahun lalu juga terjadi pada Juli sehingga perbandingan ini sudah apple-to-apple.
"Kontraksi penjualan di bulan Juli ini merupakan yang terdalam sejak awal 2015, yang berpotensi memberi sinyal perlambatan ekonomi domestik lebih jauh hingga semester kedua tahun ini," tulis Analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang dalam riset yang sudah dibagikan pada nasabah.
Sepanjang Januari-Juli 2015, penjualan semen turun 4,9 persen menjadi 31,1 juta ton dibanding penjualan pada periode sama tahun lalu. Namun, menurut Mandiri Sekuritas, bila penjualan Semen Merah Putih tidak dimasukkan dalam hitungan, penjualan tujuh bulan ini hanya turun 7,3 persen saja. Penurunan penjualan ini terjadi di hampir semua wilayah, kecuali Indonesia Timur yang justru mengalami kenaikan 3,9 persen pada Januari-Juli 2015.
Penjualan semen curah (bulk) yang tidak dikemas juga menurun 13,5 persen menjadi 0,7 juta ton pada Juli 2015 dibandingkan dengan penjualan Juli 2014. Secara umum, penjualan semen curah pada Januari-Juli hanya sedikit berkontraksi 1,4 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu.
Kontraksi yang kecil pada penjualan semen curah terjadi karena ada peningkatan 4 persen pada kuartal kedua 2015 dibanding periode sama tahun lalu. "Kinerja Juli merupakan langkah mundur besar dari realisasi program infrastruktur pemerintah," tulis Liliana.
Pangsa pasar ketiga pemain besar nasional itu pun menyusut karena masuknya pesaing baru. Pada tujuh bulan tahun ini, SMGR masih memimpin dengan pangsa 43,3 persen, turun dari sebelumnya 44,1 persen. Pangsa INTP turun menjadi 28,9 persen dari 30,3 persen dan SMCB turun menjadi 14,2 persen dibanding 14,4 persen.
Grafik Pangsa Pasar Emiten Semen 2014 dan 2015
Sumber: Mandiri Sekuritas
Dengan risiko kelebihan pasokan (oversupply) dan permintaan yang lemah, harga jual semen pun diperkirakan tertekan. Menurut riset, SMGR dan INTP membukukan penurunan harga jual masing-masing 1 persen dan 3 persen pada kuartal kedua dibanding kuartal pertama. "Harga jual semen masih kelihatan tertekan memasuki semester kedua 2015, sehingga meningkatkan kemungkinan penurunan laba."
Maka dengan kondisi tersebut, penjualan semen tahun ini pun diperkirakan turun 2 persen menjadi 58,7 juta ton. Dengan penjualan tengah tahun sudah 27,7 juta ton, penjualan paruh kedua harus mencapai 31 juta ton. Mandiri Sekuritas melihat kemungkinan penurunan meskipun masih berharap akan ada percepatan aktivitas pembangunan infrastruktur pada kuartal kedua karena pemerintah mulai membelanjakan anggaran pada kuartal ketiga dan keempat seperti biasanya.