Bareksa.com - Saham perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam melonjak dalam dua hari berturut-turut, seiring tersiarnya kabar perseroan mengikuti tender untuk mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Harga saham ANTM hingga jam 15.00 WIB naik 2,5 persen menjadi Rp610 dibandingkan penutupan kemarin Rp595.
Kenaikan harga saham ANTM hari ini meneruskan lonjakan hari kemarin (4/8) hingga mengalami autoreject (level kenaikan maksimum 25 persen per hari). Kemarin, harga saham ANTM pun ditutup naik 24,44 persen dibandingkan level penutupan pekan lalu.
Rumor mengatakan bahwa perusahaan yang mengandalkan penjualan nikel dan emas ini tengah dalam proses penawaran untuk membeli setidaknya 7 persen saham di NNT, yang memang sedang ditawarkan kepada investor Indonesia. NNT sendiri merupakan perusahaan yang mengoperasikan tambang tembaga terbesar di Indonesia yang terletak di Batu Hijau, Pulau Sumbawa. NNT terafiliasi Newmont asal Amerika Serikat dan sahamnya juga dipegang oleh Sumitomo Corporation asal Jepang.
Ketika dikonfirmasi terkait kabar tersebut, Direktur Pengembangan/Plh Direktur Keuangan ANTM Johan N.B. Nababan enggan memberikan komentar banyak karena terikat status kerahasiaan. "Kami terikat confidentiality, mohon sabar tunggu kabar lengkapnya," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com.
Broker pembeli terbesar hari adalah Daewoo Securities (YP) dengan jumlah beli bersih (net buy) 27.847 lot senilai Rp1,7 miliar. Sedangkan pembeli terbesar kedua adalah Mandiri Sekuritas (CC) dengan jumlah beli bersih 22.828 lot dan nilai Rp1,5 miliar.
Sebagai informasi, NNT sedang dalam proses divestasi untuk menjadikan porsi investor asing tidak lagi mayoritas dalam perusahaan tambang beroperasi di Indonesia itu. Saat ini, 56 persen atau mayoritas saham NNT dimiliki oleh pihak asing yaitu Nusa Tenggara Partnership (NTP). NTP sendiri dimiliki secara tidak langsung oleh Newmont Mining Corporation asal AS dan Nusa Tenggara Mining Corp asal Jepang.
Sisa 44 persen saham NNT dimiliki investor lokal, dengan porsi terbesar 24 persen dipegang PT Multi Daerah Bersaing (MDB), afiliasi dari PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Selain itu, PT Pukuafu Indah memiliki 17 persen dan PT Indonesia Masbaga Investama 2,2 persen.
Sejak 2008, sebenarnya Antam sudah didorong untuk membeli saham divestasi 14 persen di perusahaan tembaga itu. Namun, Antam pada saat itu mundur karena rencana akuisisi sesuai dengan strategi perusahaan, yaitu porsi minimal 15,5 persen di NNT.
Grafik Kepemilikan Saham di PT Newmont Nusa Tenggara
Sumber: Newmont Nusa Tenggara
Laporan Keuangan
Saat ini, ANTM juga dalam proses untuk penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) senilai Rp5,39 triliun. Perseroan, kata Johan, akan menyampaikan laporan keuangan Juni 2015 pada pekan depan untuk memenuhi persyaratan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia pun enggan memberikan angka keuangan untuk semester pertama tahun ini. "Yang pasti lebih baik daripada tahun lalu," katanya.
Meski laporan keuangan lengkap belum diterbitkan, Antam dalam laporan operasional mencatatkan penjualan bersih Rp7,89 triliun pada semester pertama tahun ini, hampir dua kali lipat pendapatan periode sama tahun lalu. Penjualan emas yang melesat tetap menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan pelat merah itu.
Penjualan emas mencapai Rp5,65 triliun atau 72 persen dari penjualan bersih Antam, volumenya juga naik 180 persen secara tahunan menjadi 11 ton. Volume penjualan feronikel juga naik 27 persen menjadi 11.307 TNi sedangkan pendapatan naik 13 persen menjadi Rp1,97 triliun. (np)