Kuartal II 2015 Terlihat Lonjakan Belanja Negara, Walau Ekonomi Masih Melemah

Bareksa • 05 Aug 2015

an image
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin (kiri) didampingi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo (kanan) memparkan kinerja ekspor-impor dan neraca perdagangan bulan Februari di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (16/3).(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Konsumsi rumah tangga juga mulai menguat dengan angka pertumbuhan 4,97%

Bareksa.com - Walaupun pertumbuhan ekonomi kembali menunjukan perlambatan di kuartal kedua tahun ini menjadi 4,67 persen tetapi sudah mulai terlihat adanya penguatan konsumsi rumah tangga. Yang menarik secara kuartalan, sudah terlihat adanya lonjakan belanja negara yang menunjukan stimulus fiskal sudah mulai digelontorkan pemerintah.

"Ekonomi Indonesia triwulan II-2015 terhadap triwulan II-2014 (y-on-y) tumbuh 4,67 persen, melambat dibanding capaian triwulan II-2014 yang tumbuh 5,03 persen dan triwulan I-2015 yang tumbuh 4,72 persen," kata kepala BPS Suryamin.

Pertumbuhan ini ditopang oleh hampir semua komponen, namun pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 4,97 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu jika dilihat secara kuartalan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah di kuartal kedua 2015 ini meningkat 32,17 persen dibanding dengan kuartal pertama 2015.

Pulau Jawa dan Sumatera masih memberikan kontribusi terbesar di dalam pertumbuhan ekonomi kuartal kedua ini. Pulau Jawa mengkontribusi 58,35 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,31 persen, dan Pulau Kalimantan 8,22 persen.

Walaupun sudah diprediksi melambat, namun penurunan GDP ini tidak seperti yang diperkirakan. Para analis dan ekonom sebelumnya memproyeksi pertumbuhan akan melambat hingga 4,6 persen.

Merosotnya penjualan mobil dan motor hingga 22 dan 29 persen di kuartal kedua ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya melatarbelakangi perkirakan analis dan ekonom.

Perekonomian Indonesia diharapkan akan rebound  dan membaik di semester kedua 2015. Mandiri sekuritas dalam laporan yang telah disampaikan kepada nasabah yakin jika kondisi ekonomi saat ini sudah mencapai dasarnya dan akan kembali menanjak.

Kunci kenaikan perekonomian ini adalah investasi. Adminsistrasi belanja modal di tiap kementerian diharapkan akan selesai dan bisa digunakan. Walaupun demikian, realisasi infrastruktur tampaknya tidak akan sebesar yang dikatakan pemerintah.

Tetapi menurut riset Deutche Bank yang telah disampaikan kepada nasabah menunjukan harga batu bara di semester kedua tahun ini akan mengalami penurunan hingga 14 persen. Sekitar 9,7 persen dari total ekspor Indonesia atau sekitar $1,3 miliar berasal dari penjualan batubara, sehingga ini bisa menekan neraca perdagangan di semester kedua.

Sepanjang harga minyak terus mengalami pelemahan neraca perdagangan kita masih bisa tertolong ungkap riset tersebut. Yang akan memperoleh manfaat atas turunnya harga minyak yakni pembangkit tenaga listrik, produsen semen, industri tekstil dan kertas. (np)