Berita / / Artikel

Pangsa Pasar Mobil dan Motor Turun, Laba Astra Semester I 2015 turun 18 persen

• 31 Jul 2015

an image
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono (kiri) menyalami Dirut PT. Astra Internasional Prijono Soegiarto (kedua kanan) (27/4/2015). (ANTARA FOTO/HO/Lian)

Laba per saham pun mengalami penurunan dari Rp243 per saham pada 2014 menjadi Rp199 per saham pada 2015.

Bareksa.com – Laba bersih PT Astra Internasional Tbk (ASII) semester I 2015 menurun 18 persen dibandingkan dengan periode yang sama  2014. Laba ASII mencapai Rp8,05 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,8 triliun.

Laba per saham pun mengalami penurunan dari Rp243 per saham pada 2014 menjadi Rp199 per saham pada 2015.

 Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto, mengungkapkan laba Astra ikut turun karena menurunnya konsumsi domestik, melemahnya harga komoditas dan juga kompetisi di penjualan mobil.

Sektor paling jeblok di lini usaha ASII adalah agribisnis yang turun  68 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan ASII turun menjadi Rp354 miliar dari sebelumnya Rp1,091 triliun.

Penurunan terbesar kedua terjadi di bidang infrastruktur, logistik dan lainnya  sebesar 60 persen menjadi Rp68 miliar dari sebelumnya Rp171 miliar.

Pendapatan perseroan di bidang otomotif juga semakin melorot. Laba bersih sebesar Rp4 triliun di semester satu 2014 harus jatuh menjadi Rp3,422 triliun di 2015 ini atau turun 15 persen.

Di sektor keuangan lini bisnis ASII juga mengalami penurunan sebesar 16 persen menjadi Rp2,08 triliun dari sebelumnya Rp2, 47 di tahun 2014.

Satu-satunya lini bisnis ASII yang mencetak kenaikan laba bersih adalah divisi alat berat dan pertambangan. Divisi ini menyumbang Rp2 triliun atau naik tiga persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,98 triliun.

Penurunan di segmen otomotif menurut Prijono dikarenakan lemahnya permintaan di semester pertama. Hal ini disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan.

Selain itu persaingan diskon di pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi yang berdampak negatif terhadap laba bersih di segmen ini.

“Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang rendah karena depresiasi nilai tukar rupiah,” katanya.

Ia mengatakan, penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 18 persen menjadi 525 ribu unit. Penjualan astra turun sebesar 21 persen menjadi 263 unit. Ini mengakibatkan pangsa pasar Astra turun dari 52 persen menjadi 50 persen pada semester pertama 2015.

Berbeda dengan kendaraan roda dua. Walaupun sama-sama mengalami penurunan hingga 19 persen atau 2,1 juta unit namun pangsa pasar Astra naik menjadi 67 persen.

Tags: