Bareksa.com - Perusahaan tambang batu bara seharusnya mulai loyo karena harga komoditas di pasar global menurun drastis, didorong lesunya permintaan. Lesunya permintaan terhadap batu bara juga dirasakan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan tambang batu bara milik negara ini mencatatkan penurunan nilai penjualan kepada sejumlah pelanggan besarnya.
Penjualan PTBA kepada Dragon Energy Corporation, Phoenix Resources Inc, dan PT Indonesia Power --tiga pelanggan terbesar PLN pada 2014-- masing-masing susut di atas 20 persen. Padahal, 43 persen dari pendapatan persero pada semester I 2014 didapat dari tiga perusahaan tersebut.
Grafik: Penjualan PTBA Kepada Pelanggan Utama
sumber: Bareksa, diolah dari Laporan Keuangan PTBA
Tetapi, posisi PTBA sebagai perusahaan BUMN banyak menolong perusahaan berbasis komoditas ini dari keterpurukan industri. Afiliasi dengan pemerintah membuat PTBA menjadi pemasok batu bara untuk kebutuhan bahan bakar pembangkit yang dioperasikan PT PLN (Persero). PTBA menghasilkan Rp1,6 triliun dari penjualan batu bara ke PLN, naik 14 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada semester I tahun ini, penjualan PTBA kepada PLN mencakup 25 persen dari total penjualan perseroan. Itu sekaligus mempertahankan posisi PTBA sebagai pemasok batu bara untuk kebutuhan domestik, di mana 51 persen penjualan tahun ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Grafik: Pangsa Pasar PTBA Berdasarkan Negara
sumber: Presentasi Kinerja PTBA
Permintaan PLN masih Tinggi
Produksi listrik oleh PLN sampai 2014 masih banyak mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar. Proporsinya juga semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan kebutuhan listrik di Tanah Air. Pada 2014 saja, penggunaan batu bara sebagai bahan bakar listrik mencapai 48 persen, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 46 persen.
Grafik: Produksi Listrik PLN Berdasarkan Bahan Bakar
Sumber: Perusahaan Listrik Negara
PLN masih mengandalkan batu bara lantaran ongkosnya lebih murah dibanding sumber energi lainnya. Data yang dipublikasikan PLN pada 2014 menunjukan bahwa ongkos produksi listrik dengan batu bara hanya Rp378 per kWh, jauh lebih murah dibanding minyak Rp2.835 per kWh, dan gas bumi Rp912 per kWh.
Grafik: Perbandingan Ongkos Produksi Listrik
sumber: Perusahaan Listrik Negara