Bareksa.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah mengamankan dana untuk mengatasi kerugian proyek tol akses Tanjung Priok sehingga impak ke kinerja keuangan 2015 relatif lebih kecil.
Waskita harus menanggung kerugian Rp140 miliar lantaran 69 tiang jalan tol yang baru dibangun itu retak sehingga harus dilakukan pembongkaran dan pembangunan kembali tiang jalan tol tersebut.
Direktur Jenderal Binamarga Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini mengatakan biaya yang dibutuhkan berkisar Rp1,4 triliun dan akan ditanggung oleh pihak kontraktor yakni Waskita dan perusahaan Jepang Kajima Corporation.
Corporate Secretary Waskita, Antonius Yulianto, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan negosiasi dengan rekanan mereka sehingga hanya menanggung biaya kerugian yang lebih kecil.
"Porsi pembangunan kita dengan Kajima sebenarnya sebesar 40 persen, tetapi kita nego akhirnya kita hanya kena Rp140 miliar," kata Anton kepada Bareksa.com, Rabu 29 Juli 2015.
***
Potensi kerugian ini mendorong kepanikan investor yang tercermin dari merosotnya harga saham pada perdagangan hari ini, 29 Juli 2015 hingga 6,3 persen menjadi Rp1.625 per saham. Pada penutupan harga saham kembali naik menjadi Rp1.670 per saham sehingga penurunan harga hanya sebesar 3,7 persen.
Sumber: Bareksa.com
Laba Waskita 2014 lalu hanya Rp501,5 miliar, dan konsensus analis memproyeksi tahun ini akan mengalami kenaikan laba 37 persen menjadi Rp690 miliar. Dengan adanya kerugian Rp140 miliar, tentunya akan sangat signifikan terhadap laba waskita karena mencapai 20 persen dari laba proyeksi.
Mengkonfirmasi hal ini, Anton menyampaikan Waskita telah mencadangkan kerugian senilai Rp94 miliar. Sedangkan sisanya bertahap akan dilaporkan pada laporan laba rugi hingga tahun 2017. Sehingga tidak akan membebani kinerja keuangan Waskita.
Selain itu Anton menambahkan sebetulnya yang menginginkan perombakan total adalah Kajima sebagai main contractor. Adapun dari WSKT menginginkan menggunakan tiang lama setelah dilakukan pengetesan.
"Kita sudah menyampaikan agar jangan dibongkar dulu. Kita uji dulu apakah bisa dipakai atau tidak," ujarnya. (np)