Berita / / Artikel

Polemik Utang Yunani Sudah Terjadi Sejak 2010; Bagaimana Dampak Ke IHSG?

• 09 Jul 2015

an image
Greek Prime Minister Tsipras delivers his first major speech in parliament in Athens (Feb, 8 2015) (REUTERS/Kostas Tsironis)

Pemimpin Eropa ancam Yunani keluar dari zona Eropa dalam pertemuan 7 Juli 2015

Bareksa.com - Kemungkinan keluarnya Yunani dari Eropa semakin meningkat setelah referendum yang dilaksanakan 5 Juli 2015 menelurkan hasil yang berisi penolakan masyarakat Yunani menerima bantuan finansial dari negara-negara di Eropa.

Dalam pertemuan emosional pada 7 Juli 2015 antara Pemimpin Eropa dan Yunani, pemimpin Eropa mengatakan bahwa Alexis Tsipras, Perdana Menteri Yunani telah gagal untuk menghargai upaya upaya pembayar pajak Eropa untuk membantu orang-orang Yunani dan menyalahkan dia untuk meningkatnya ketegangan di Eropa.

"Masa bersenang-senang Yunani di atas penderitaan orang lain telah berakhir" kata Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite.

Perlu "keajaiban" untuk menjaga Yunani tetap berada di zona Eropa ungkap Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Sementara itu Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengatakan Tsipras telah menghilangkan kepercayaan dari negara Eropa lainnya.

"Kami sudah mempersiapkan detail skenario Grexit," kata Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, mengistilahkan pengusiran Yunani dari zona Eropa.

Sebenarnya polemik seperti ini terjadi sejak tahn 2010 silam ketika Eropa untuk pertama kalinya memberi bantuan (bailout). 

Penolakan dari masyarakat negeri dewa dewi tersebut terjadi lantaran syarat berat yang diberikan Eropa yakni penghematan anggaran. Bahkan pada 2013, Yunani terpaksa memecat 15.000 pegawai negeri sipil (PNS) untuk memenuhi syarat bailout dari Uni Eropa.

Apa yang terjadi jika Yunani benar-benar keluar dari Zona Eropa?

Lanang Trihardian, analis PT Syailendra Capital mencoba memberikan gambarannya kepada Bareksa.com. Menurutnya Yunani harus membuat mata uang sendiri karena tidak bisa menggunakan mata uang euro.

“Mata uangnya pasti akan langsung jeblok karena potensi krisis meningkat,” kata lanang.

Di dalam negeri Yunani sendiri impaknya bisa besar sekali baik dari segi ekonomi maupun social. Secara ekonomi terjadi kenaikan inflasi hingga selangit dan duit simpanan di bank akan turun drastis akibat ditarik secara besar-besaran oleh nasabah. Bahkan untuk menanganinya pemerintah akan membatasi penarikan uang tunai seperti saat ini.

Akibatnya timbul konflik sosial yakni kerusuhan bahkan bisa membuat pemerintahan kolaps.

Lalu apa efeknya ke Indonesia?

Krisis Yunani mulai muncul di permukaan pada Mei 2010, namun pada saat itu langsung disepakati bantuan 110 miliar Euro sehingga impaknya tidak panjang. Pada tahun 2011, permintaan bailout mulai dihambat oleh Jerman yang meminta persyaratan bagi Yunani untuk menghemat anggaran. Hal ini mendorong ambrolnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 21 persen.

Setelah Yunani menyepakati persyaratan tersebut, IHSG kembali mengalami kenaikan. Sementara kali ini, impak Eropa tidak sebesar pada tahun 2011. Pasalnya IHSG sudah terjerembab sekitar 10 persen periode April sampai awal Juni 2015 akibat kekhawatiran naiknya suku bunga Amerika. (np)

Grafik: Pengaruh Yunani Terhadap IHSG dan Rupiah

sumber:bareksa.com

Tags: