MARKET FLASH: SRTG Dorong MPMX Ikut Akuisisi TAXI dari Rajawali

Bareksa • 09 Jul 2015

an image
Taksi Express (Company)

Sinar Mas mulai taruh direksi di ARMS; SUGI negosiasi utang dengan MAYA

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

SRTG mendorong anak usahanya PT Mitra Pinasthika Mustika TBk (MPMX) untuk ikut serta mengakuisisi 51 persen saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dari Rajawali Corpora. Rajawali bersama SRTG, MPMX dan Golden Vakkey telah meneken perjanjian jual beli bersyarat pada 6 Juli 2015.

Penyelesaian transaksi dilakukan dalam 90 hari setelah penandatanganan meski Rajawali memperkirakan lebih cepat. Rajawali akan menjual 1,09 miliar saham TAXI sesuai rata-rata harga 90 hari di pasar sebelum pengumuman jual-beli. Namun, kemungkinan harga jual TAXI akan lebih tinggi dari harga rata-rata itu.

PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)

Grup Sinar Mas mulai masuk ke BRAU dengan menempatkan orang-orangnya di Asia Resource Minerals Plc (ARMS) dan menyiapkan perombakan direksi di emiten tambang itu. Sinar Mas sudah menempati empat wakilnya di manajemen ARMS yang merupakan induk BRAU. Mereka adalah Kin Chan (Chairman ARMS), Dwi Prasetyo Suseno (CEO dan Executive Director), Warren Lee Wa Lun (Senior Independent Director) dan Fuganto Widjaja (non-executive Director).

Adapun manajemen yang diusulkan untuk BRAU adalah Gandi Sulistyanto sebagai komisaris utama BRAU menggantikan Bob Kamandanu. Selain itu, Fuganto Widjaja, yang saat ini menjabat direktur utama PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), akan menjadi direktur utama BRAU menggantikan Amir Sambodo.

PT Sugih Energy Tbk (SUGI)

Emiten minyak dan gas SUGI tengah bernegosiasi dengan PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) terkait dengan pinjaman senilai total Rp100 miliar yang jatuh tempo pada 17 Juni 2015. Sekretaris Perusahaan Sugih Energy Fahmi Zarkasi mengatakan dalam negosiasi ini perseroan berencana melakukan refinancing terhadap kewajiban tersebut.

Fahmi juga menolak disebut telah gagal bayar (default) meskipun hingga jangka waktu tersebut emiten ini belum melunasi utangnya. Fahmi menuturkan SUGI berharap bisa mengantongi lagi pinjaman dari Bank Mayapada dengan tenor setahun. Sayangnya perseroan masih enggan membuka berapa suku bunga yang diincar dari pinjaman anyar ini.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)

Perusahaan semen milik negara SMBR masih mengkaji rencana penaikan harga jual semen sebesar 2% yang bakal dieksekusi pada paruh kedua tahun ini. Sekretaris Perusahaan Semen Baturaja Zulfikri Subli mengatakan perseroan mempertimbangkan sejumlah faktor sebelum memutuskan menaikkan harga jual semen tersebut.

Selain itu, rencana peningkatan harga semen itu juga masih perlu memperhatikan mekanisme pasar. Pada paruh kedua tahun ini pasar semen kemungkinan mengalami peningkatan permintaan. Pada tahun lalu, emiten berkode saham SMBR tersebut juga melakukan peningkatan harga jual rata-rata sebesar 4% dari Rp925.713 per ton pada 2013 menjadi Rp962.151 per ton pada 2014

PT Bank Mandiri  Tbk (BMRI)

BMRI merevisi target laba bersih pada tahun ini turun menjadi Rp20 triliun, atau hanya bertumbuh 10 persen dari tahun lalu melihat perlambatan kondisi ekonomi yang menyebabkan perseroan harus lebih selektif dan hati-hati dalam menggenjot kredit.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015, perseroan awalnya membidik pertumbuhan kredit di posisi 15 – 17 persen. Namun, melihat realisasi sepanjang semester pertama tahun ini, bank BUMN tersebut merevisi ke bawah target pertumbuhan kredit menjadi 13 -15 persen. Perseroan akan mengalokasikan 30 persen dari laba bersih tersebut untuk pembayaran dividen dan sisanya untuk menambah modal BMRI.

PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC)

Setelah listing di bursa, ATIC bersiap ekspansi dengan membeli dua perusahaan teknologi informasi. Salah satu dua perusahaan itu berasal dari Malaysia dan diharapkan dapat selesai pada September. Meskipun belum memberikan rincian akuisisi, ATIC ingin menjadi pemegang saham mayoritas. Perseroan menyiapkan belanja modal Rp200 miliar tahun ini termasuk untuk akuisisi dan kegiatan riset pengembangan. Sumber dananya adalah hasil IPO dan kas internal.