Muka-Muka Lama Akan Gantikan Menteri yang Lemah, Darmin Masuk Bursa Kabinet

Bareksa • 26 Jun 2015

an image
Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution berada di ruang tunggu Gedung KPK Jakarta, Senin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro)

Beberapa analis dan ekonom yang diwawancarai Bareksa memperkirakan Darmin akan didapuk sebagai Menko Perekonomian.

Bareksa.com - Reshuffle kabinet tampaknya akan segera terjadi. Waktunya diperkirakan di bulan Juli ini, dengan memakan korban kebanyakan dari portofolio ekonomi. Dan calon-calon pengganti yang ditaksir Presiden Joko Widodo adalah mereka yang sudah pernah membuktikan kemampuan kerjanya, demikian diungkapkan sumber Bareksa di Istana Presiden.

"Nama-nama yang dulu bagus muncul lagi. Amati saja. Termasuk Darmin Nasution," ujar pejabat tinggi yang enggan disebut namanya itu.  

Beberapa analis dan ekonom yang diwawancarai Bareksa memperkirakan Darmin akan didapuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi. 

Darmin merupakan tokoh yang telah malang-melintang mengurus perekonomian Indonesia. Dia memiliki pengalaman panjang mengelola kebijakan moneter maupun fiskal. Ia menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pada periode 2010-2013, menggantikan Boediono yang terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Mantan dosen Fakultas Ekonomi dan peneliti di Universitas Indonesia ini juga pernah menduduki berbagai posisi penting di pemerintahan, antara lain sebagai Direktur Jenderal Pajak 2006-2009 dan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan 2005-2006.

Yang menarik juga di seputar rencana reshuffle kabinet ini, ternyata menteri-menteri yang dinilai tidak mengkilap kinerjanya kebanyakan adalah menteri yang berasal dari kalangan profesional murni, bukan yang berlatar partai politik dan birokrasi. Presiden Jokowi secara rutin diberikan laporan mengenai kinerja menteri-menterinya. Beberapa di antaranya mendapatkan "tinta merah". 

Darmin hingga kini belum bisa dikonfirmasi mengenai kabar ini. Telepon dan juga pesan singkat dari Bareksa belum direspons.

Pengamat pasar modal Yanuar Rizky menilai Darmin figur yang pas menempati posisi Menko Perekonomian. Pasalnya, dia pernah mengatur moneter ketika menjabat sebagai Gubernur BI dan juga berkecimpung di eksekutif sebagai Dirjen Pajak. Darmin adalah "orang dalam" yang mengerti seluk-beluk tata kelola perekonomian negara. Namun, Yanuar menekankan bahwa Darmin -- jika benar terpilih nanti -- harus menjalankan fungsi koordinasi yang jauh lebih baik; persoalan utama yang melilit kabinet saat ini.

"Saya lihat saat ini menteri-menteri Jokowi inisiatifnya rendah. Ekonomi dunia sedang berat. Menteri ekonomi perlu dirombak karena Indonesia butuh kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk bisa bertahan," katanya.

Gaya Darmin

Ketika menjabat sebagai gubernur bank sentral, Darmin selalu condong menerapkan kebijakan suku bunga rendah. Berdasarkan data Bareksa, sepanjang tahun 2012-2013 suku bunga Bank Indonesia bertahan di angka 5,75 persen.

Grafik: Pergerakan BI Rate di Masa Darmin Menjadi Gubernur BI

Sumber: Bareksa

Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di masa kepemimpinan Darmin juga terbilang cukup baik. Berdasarkan data Bareksa, Darmin bisa membuat nilai rupiah bertahan dengan nilai terendah di titik Rp9.773 per dolar AS. Saat ia mulai menjabat pada September 2010, nilai rupiah bertengger di level Rp9.985 per dolar AS.

Grafik: Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS di Masa Darmin Menjadi Gubernur BI

Sumber: Bareksa

Soal menteri dari kalangan profesional yang kinerjanya malahan dinilai kurang baik itu, pengamat politik Muradi mengatakan memang ada perbedaan antara menteri yang berasal dari kalangan profesional dengan yang berasal dari partai politik atau birokrasi. Menteri dari kaum profesional cenderung terlampau kaku dalam memimpin dan melangkah.  

Menteri dari kalangan profesional sulit melebur ke dalam budaya pemerintahan. Mereka jadi terjebak dengan pola yang sama ketika masih menjadi profesional, sehingga perspektif kebijakan yang dibangun pun berbeda. Hal ini berbeda dengan menteri dari kalangan partai politik yang punya kemampuan menyerap aspirasi secara lebih baik dan lebih sabar meladeni laku-gerak jajaran birokrasi. (qs)