Bareksa.com- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan peringatan pada hari ini, Kamis 25 Juni 2015 atas saham PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. Saham berkode DSFI diindikasikan pola transaksinya di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
Surat peringatan tersebut dikeluarkan setelah harga saham perusahaan perikanan itu melonjak hampir 14,1 persen dalam dua hari sebelumnya menjadi Rp146 per saham. Volume transaksi DSFI kemarin (24 Juni 2015) juga cukup di luar kebiasaan senilai Rp14,3 miliar, jauh lebih tinggi di atas rata-rata transaksi selama satu bulan.
Pergerakan Harga Saham DSFI Sejak 25 Mei- 25 Juni 2015
sumber:bareksa.com
Berdasarkan pantauan Bareksa, Mandiri Sekuritas (CC) tercatat sebagai pembeli saham DSFI terbanyak sejak 23-24 Juni sebanyak 644 ribu lot atau Rp9,2 miliar. Namun CC juga tercatat sebagai penjual terbanyak sebesar 590 ribu lot atau senilai Rp8,5 miliar.
Harga saham DSFI hingga pukul 15.00, hari ini turun 3,4 persen menjadi Rp141. Transaksi jual-beli terbanyak saham DSFI dilakukan oleh Daewoo Securities (YP). YP telah memborong 16,3 ribu lot senilai Rp235 juta dan YP juga telah melepas 14,8 ribu lot senilai Rp213,3 juta.
BEI telah meminta konfirmasi atas adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar ini kepada manajemen DSFI. Namun, perusahaan itu belum memberi jawabannya. Peristiwa terakhir yang dilakukan oleh DSFI adalah penyampaian materi public expose yang dilakukan perusahaan pada 22 Juni 2015.
Oleh karena itu, otoritas bursa meminta para investor memperhatikan jawaban yang akan dikeluarkan manajemen DSFI, serta mencermati kinerja perusahaan selama ini.
Sejak Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti gencar memerangi illegal fishing, memang ada perkembangan menarik pada pergerakan harga saham-saham di industri kelautan. Salah satunya terlihat pada saham DSFI.
Kinerja Perusahaan
DSFI pada kuartal 1-2015 membukukan laba bersih Rp3,78 miliar (Rp2,03 per saham) atau bertumbuh sebesar 34,52 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,81 miliar (Rp1,51 per saham).
Pencapaian kinerja DSFI pada kuartal-1 2015 didukung oleh pertumbuhan penjualan pada kuartal I-2015 sebesar 30,5 persen menjadi Rp136,54 miliar dibanding penjualan pada periode yang sama 2014 sebesar Rp104,63 miliar.
Pendapatan dari penjualan terbesar berasal dari ekspor dengan penjualan kuartal 1-2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp131,47 miliar dan Rp100,15 miliar. Sementara untuk pasar lokal hanya Rp5,06 miliar dan Rp4,48 miliar.
Grafik Pendapatan DSFI Tahun 2008 Hingga KuartalI-2015
sumber:bareksa.com
Yang menarik, sebelum-sebelumnya harga saham DSFI seperti lama tertidur atau tidak banyak bergerak di kisaran Rp50 - 53 per saham. Padahal, kinerja DSFI sudah perlahan membaik setelah restrukturisasi utang pada 2009.
Pada 2009, DSFI merugi sehingga memaksa perusahaan itu merestrukturisasi utang bank dari semula senilai Rp75,93 miliar hingga menjadi Rp40 miliar (jatuh tempo pada November 2015).
Untuk mengurangi utang, perseroan menjual aset non-produktif berupa pabrik es balok, bengkel kapal, tempat penyimpanan ikan berkapasitas 8.000 ton, dan tiga kapal pengangkut hasil produksi 2011.
Langkah-langkah itu berhasil menurunkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity/DER) menjadi 1,17 kali per kuartal I-2015 dibanding 7,48 kali per akhir 2009.