Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Medco Energy Tbk (MEDC)
PT Medco Power Indonesia, anak usaha PT Medco Energy Tbk akan dibeli oleh Inpex Corporation, raksasa migas asal Jepang. Dengan mengakuisisi 49 persen saham di Medco Power, Inpex akan masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi. Transaksi itu sudah berlangsung awal juni, meski besaran akuisisi belum bisa dipublikasikan. Medco Power, yang sebelumnya dimiliki oleh Saratoga Power 51 persen dan Medco Energy International 49 persen, merupakan operator PLTP Sarulla di Tapanuli Utara dan PLTP Ijen di Jawa Timur.
Transaksi Bursa
Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia selama bulan Puasa diprediksi turun hingga 30 persen. Situasi tersebut juga diperparah oleh kondisi pasar yang haus akan sentimen positif. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi harian selama empat hari berturut-turut selama puasa sekitar Rp3,9 triliun, Rp5,36 triliun, Rp3,9 triliun, dan Rp3,89 triliun. Nilai transaksi harian tersebut sedikit menurun dibandingkan dengan hari-hari normal yang biasanya paling tidak menyentuh Rp4 triliun di tengah pasar saham yang sedang melemah.
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
TBIG segera menebus utang jatuh tempo sebesar Rp730 miliar pada Juni ini. Utang yang akan dibayar merupakan bagian dari pinjaman sindikasi $1 miliar yang diperoleh perseroan pada 21 November 2014. Total utang jatuh tempo perseroan tahun ini sebesar Rp3,2 triliun. Helmy Yusman Santoso, Direktur Tower Bersama Infrastructure, mengatakan perseroan akan membayar utang Rp730 miliar dengan kas internal hasil dari excess cash flow yang disumbang EBITDA senilai Rp700 miliar. Adapun, pada 2014, EBITDA yang dikantongi sebesar Rp2,81 triliun.
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
SSMS memperoleh utang baru sebesar Rp1,5 triliun untuk membayar kembali atau refinancing utang perseroan sebelumnya. Utang baru didapat dari Bank Mandiri dengan suku bunga 10,5 persen dan tenor lima tahun. Refinancing utang akan dibayar Rp1,3 triliun sementara perseroan juga tengah mempersiapkan tambahan utang baru $65 juta dari sindikasi perbankan untuk melunasi pinjaman perusahaan yang baru diakuisisi awal tahun.
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
ASRI mengincar dana sebesar Rp3,2 triliun dari penjualan lahan seluas 20 hektare yang akan dibangun superblok di kawasan Tangerang. Perseroan telah menekan nota kesepahaman dengan developer asing untuk membangun superblok di atas lahan tersebut. Keduanya akan membentuk perusahaan patungan dengan porsi Alam Sutera sebagai minoritas. Perjanjian ini ditargetkan bisa direalisasikan pada akhir tahun ini.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
PT Adaro Logistic, anak usaha PT Adaro Energy Tbk berencana menambah jumlah fasilitas storage dalam beberapa tahun ke depan, yang merupakan bagian dari kerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Sebagai informasi, belum lama ini, Pertamina dan Adaro Energy menjalin kerja sama jual beli bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai kontrak mencapai Rp 7 triliun per tahun. Kerja sama ini membuka peluang pemanfaatan aset tangki penyimpanan ADRO yang saat ini berjumlah empat unit dengan total kapasitas 72.000 kiloliter.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII)
BII menerbitkan sertifikat deposito atau negotiable certificate deposit (NCD) dalam tiga seri senilai Rp635 miliar. Berdasarkan keterangan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, ketiga seri NCD tersebut didaftarkan pada 22 Juni 2015 dengan nama NCD II Bank BII 2015. Jumlah emisi dalam seri A mencapai Rp310 miliar dengan tenor 247 hari dan memiliki tingkat kupon 8,7 persen. Sementara itu, seri B dan seri C masing-masing diterbitkan dengan jumlah Rp150 miliar dan Rp175 miliar dengan tenor 367 hari dan 549 hari. Adapun tingkat kupon untuk seri B dan seri C masing-masing 8,85 persen dan 9,15 persen.
PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC)
BCIC yang dulu dikenal sebagai PT Bank Mutiara Tbk menyatakan komitmen untuk menjadi perusahaan terbuka dengan mematuhi ketentuan free float saham. J Trust Co Ltd asal Jepang selaku induk perseroan akan melepas saham ke publik hingga 7,5 persen secara bertahap selama dua tahun dan rencananya mulai tahun depan. Induk BCIC telah melepas 1 persen kepada PT J Trust Investment Indonesia yang merupakan badan hukum Indonesia dan anak usahanya sendiri. Per 31 Mei, BCIC juga dimiliki oleh LPS sebanyak 0,9270 persen. Sisa sahamnya dimiliki publik. BCIC juga akan menerbitkan surat utang hingga Rp2 triliun kepada induk usaha untuk ekspansi.
PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS)
IMJS akan memperoleh pinjaman sindikasi $300 juta, yang merupakan proses penggalangan dana eksternal sejak April 2015. Sebelumnya fasilitas hanya $100 juta dan ditingkatkan menyusul permintaan tinggi dari sejumlah bank. Fasilitas itu diberikan oleh CTBC Bank, Mizuho dan OCBC yang bertindak sebagai mandated lead arranger dan bookrunner.
PT Unitex Tbk (UNTX)
Perusahaan Tekstil PT Unitex Tbk berencana menarik diri dari bursa dengan menghapus pencatatan sahamnya (delisting). Alasannya, saham UNTX tidak lagi likuid. Volume perdagangan saham per hari hampir tidak ada dan harga relatif stagnan di level Rp3.700.
Setelah 1997 hingga saat ini perseroan tidak lagi melakukan aksi korporasi. Pemegang saham minoritas pun tidak lagi memperhatikan kelangsungan usaha perseroan karena kerugian operasional dan ekuitas negatif. Pemegang saham saat ini Unitika Ltd 69,73 persen, Hendry Onggo 9,4 persen, Henry Lohananta 8,61 persen dan sisa 12,62 persen publik.