Keyakinan Konsumen Mei'15 Naik, Ekonomi Indonesia di Era Jokowi Beranjak Pulih?

Bareksa • 24 Jun 2015

an image
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau Pelabuhan Sorong, Papua Barat, Minggu (28/12) - (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Juga terlihat sejumlah indikator positif di sektor ritel dan infrastruktur.

Bareksa.com – Di tengah timbunan berbagai kabar suram soal perekonomian nasional, terbetik berita baik: Survei Bank Indonesia menunjukkan di bulan Mei 2015 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik ke level 112,8, setelah dua bulan berturut-turut drop. IKK ditopang oleh dua faktor, indeks kondisi ekonomi saat ini dan indeks ekspektasi konsumen. 

Naiknya keyakinan konsumen ini bisa menjadi indikator positif bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2015 dapat membaik.

Biasanya, kenaikan IKK didahului oleh peningkatan indeks kondisi ekonomi saat ini, yang memperlihatkan secara riil bahwa masyarakat sudah mulai kembali membeli barang. Sesuai dengan siklus ekonomi, ketika konsumsi masyarakat membaik maka pendapatan perusahaan akan naik dan pada gilirannya menggenjot penghasilan pekerja. Selanjutnya, muncullah ekspektasi bahwa konsumsi akan lebih meningkat akibat adanya tambahan penghasilan ini. Pada level ini, IKK bisa lebih stabil mengalami kenaikan.

Pada Mei 2015 kemarin, kenaikan IKK baru ditopang dari sisi kondisi perekonomian yang memperlihatkan adanya peningkatan ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang modal.

Grafik: Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Periode Juni 2009 - Mei 2015

Sumber: Bareksa.com

Sebelumnya, Staf Khusus Wakil Presiden Wijayanto Samirin memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini akan kembali naik menjadi 4,8-4,9 persen. Kenaikan harga komoditas serta mulai dikucurkannya belanja negara diyakininya akan menjadi pendorong menguatnya pertumbuhan ekonomi.

Jika asumsi Wijayanto benar, maka sangat boleh jadi kenaikan IKK ini didorong oleh belanja pemerintah.

CIMB Securities dalam laporan risetnya yang telah disampaikan kepada nasabah memprediksi kenaikan IKK akan berlanjut jika komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga di bulan puasa dan menggenjot proyek-proyek infrastruktur direalisir.

Analis CIMB menyoroti bahwa memasuki bulan Ramadhan, sektor ritel sudah mulai menunjukkan adanya pertumbuhan penjualan. Penjualan PT Ace Hardware Tbk (ACES) sepanjang Januari-Mei 2015 memang hanya naik 3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Akan tetapi, jika melihat data bulanan, di bulan Mei 2015 penjualan Ace Hardware naik 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya; antara lain ditopang oleh promosi perayaan 100 toko Ace Hardware.

Sektor infrastruktur

Indikator positif juga diperlihatkan sektor infrastuktur. Data menunjukkan adanya kenaikan jumlah kontrak baru yang diperoleh BUMN-BUMN di bidang konstruksi. Per April 2015, PT PP Properti Tbk (PTPP) telah meraih 27,6 persen dari target kontrak baru tahun ini. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memperoleh masing-masing 16,2 persen dan 17,6 persen dari target.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga sudah mendapatkan persetujuan penambahan modal melalui proses right issue senilai Rp5,29 triliun, yang berpotensi mendongkrak kemampuan Waskita menerima proyek baru. Hingga April 2015, Waskita sudah meraih 15,8 persen dari target proyek.

Kembali naiknya ekspektasi investor terhadap sektor infrastruktur juga tercermin dari merambat naiknya harga saham ketiga BUMN karya. Padahal sebelumnya harga saham mereka terus merosot akibat merebaknya kekhawatiran bahwa depresiasi nilai tukar rupiah bakal menekan biaya proyek infrastruktur sehingga meningkatkan risiko bakal ditundanya proyek-proyek itu.

Grafik: Return Saham ADHI, WIKA dan WSKT Periode Year To Date


Sumber: Bareksa.com

Periode 31 Desember 2014 - 15 Juni 2015, saham ADHI dan WIKA sempat terperosok hingga 44 persen dan 31 persen. Tetapi, posisi per 22 Juni telah mengalami pemulihan sehingga kemerosotan harga berkurang menjadi 37 persen dan 25 persen. Sementara itu, pergerakan harga saham WSKT dan PTPP relatif lebih positif. Secara year to date, masing-masing membukukan return 7,82 persen dan minus 0,14 persen. (kd)