CHART OF THE DAY: Tren Surplus Neraca Perdagangan Jadi Indikasi Positif Ekonomi

Bareksa • 17 Jun 2015

an image
Neraca Perdagangan Indonesia Periode 31 Januari 1999 - 1 Mei 2015. (Bareksa.com)

Indonesia masuki era normalisasi dari permintaan yang terlalu tinggi

Bareksa.com - Membaiknya neraca perdagangan menjadi satu indikator positif bagi Indonesia karena bisa mendorong pergerakan nilai tukar rupiah menjadi lebih stabil.

Pada Mei 2015, neraca perdagangan kembali surplus $955 juta. Walaupun surplus dalam enam bulan terakhir ini lebih ditopang oleh penurunan impor non-migas yang menunjukan pelemahan pertumbuhan ekonomi. Sisi positifnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah dari sisi internal berkurang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 56 persen berasal dari sektor komoditas karena ekspor dari Indonesia juga mayoritas berasal dari sektor tersebut. Ketika harga komoditas merosot akibat berkurangnya permintaan dari China dan India membuat neraca perdagangan kita mengalami defisit sejak Mei 2012.

Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah merosot dan harga barang meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah melalui Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter kontraktif dengan menaikkan suku bunga acuan hingga 7,5 persen.

Tak hanya itu pemerintah juga memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) guna mengurangi impor minyak dan gas. Dampak dari dua kebijakan tersebut ternyata baru bisa dirasakan saat ini, yang tercermin dari mulai surplusnya neraca perdagangan.


Sumber: Bareksa.com

Pelemahan ekonomi merupakan akibat dari normalisasi dari kebijakan yang dibuat pemerintah. Artinya dalam jangka panjang justru jika nilai tukar mulai relatif stabil maka perbaikan ekonomi dapat cepat terasa pengaruhnya.