MARKET FLASH: PBRX Cari Pinjaman $200 Juta

Bareksa • 10 Jun 2015

an image
Labourers work at an assembly of Singapore's invested Singlun Star garment factory outside Hanoi. - (REUTERS/Kham)

ERAA ekspansi ke Malaysia; SMAR kaji pelepasan saham ke publik

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

ERAA merevisi target pendapatan tahun ini menjadi Rp15 triliun dengan pertumbuhan hanya 3,8 persen, dibanding target sebelumnya 6 persen. Angka pertumbuhan itu pun lebih rendah dari pencapaian tahun lalu yang bertumbuh 13,55 persen.

Melambatnya pertumbuhan disebabkan kondisi ekonomi kurang baik, depresiasi rupiah dan belum pastinya peraturan pemerintah soal tingkat kandungan dalam negeri. Namun, distributor ponsel ini tetap berekspansi dengan menambah 60 gerai baru termasuk 10 gerai di Malaysia. Belanja modal yang dianggarkan tahun ini Rp100 miliar.

PT Pan Brothers Tbk (PBRX)

PBRX akan mencari pinjaman $200 juta untuk membayar kembali kredit sindikasi dan modal kerja anak usaha. Pada 2013, perusahaan garmen itu mendapat fasilitas pinjaman $165 juta dari 21 bank lokal dan asing. Pinjaman yang jatuh tempo tahun depan itu memiliki bunga LIBOR plus 3,75 persen. Pinjaman sindikasi baru ini rencananya juga untuk modal kerja, bukan investasi. Sebelumnya, perseroan berinvestasi menggunakan dana rights issue tahun lalu.

Penjualan Mobil Anjlok

Penjualan mobil domestik sepanjang Januari-Mei 2015 merosot 17 persen menjadi 443.328 unit dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 531.805 unit. Penurunan dipicu lemahnya kondisi makro sehingga konsumen menahan diri untuk membeli kendaraan. Anjloknya harga komoditi juga turut memukul industri kendaraan karena sejumlah kawasan pasar potensial masih bergantung pada komoditi. Toyota masih memimpin pasar penjualan dengan pangsa 29 persen dan Daihatsu 18,2 persen. Tempat ketiga ditempati Honda dengan pangsa 14,2 persen.

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology TBk (SMAR)

SMAR mengkaji rencana pelepasan saham minimal 4,7 persen untuk memperbesar jumlah saham yang beredar di publik. Hal itu dilakukan untuk memenuhi peraturan soal batas minimal free float 7,5 persen. Saat ini, 97,2 persen saham SMAR dipegang oleh PT Purimas Sasmita, milik Grup Sinar Mas. Opsi pelepasan saham dengan rights issue atau penjualan oleh pemegang mayoritas.

PT Intiland Development Tbk (DILD)

Intiland menahan ekspansi tahun ini dan fokus memacu penjualan proyek eksisting seiring dengan pelemahan ekonomi. Sejak awal tahun perseroan tidak meluncurkan proyek baru karena meragukan akan diserap pasar. Perseroan akan memacu segmen super blok dan kawasan terpadu termasuk South Quarter, Praxis dan Sapzio Superblock. Hal itu disebabkan terdapat penurunan penjualan segmen residensial.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)

SMBR memproyeksikan penjualan semen selama semester pertama tahun ini masih lambat. Perseroan berharap menjual sepanjang enam bulan ini dapat menjual 40 persen dari target 2015. Proyek infrastruktur pemerintah masih menjadi andalan yang kemungkinan baru ramai pada semester kedua. Target penjualan SMBR tahun ini bertumbuh 39 persen menjadi 1,75 juta ton dibandingkan 1,26 juta ton tahun lalu. Emiten pelat merah itu membidik laba bersih Rp368 miliar pada tahun ini, tumbuh 12 persen dibandingkan tahun lalu dan pendapatan Rp1,71 triliun atau naik 43 persen.