CHART OF THE DAY: Efek Jokowi Telah Hilang, Investor Asing Jual Saham Rp25 T

Bareksa • 20 May 2015

an image
Akumulasi dana investor asing apda pasar saham periode 21 Mei 2012 - 18 Mei 2015. (Bareksa.com)

Investor asing kecewa terhadap kinerja keuangan emiten di kuartal pertama 2015 serta lambatnya proyek infrastruktur

Bareksa.com – Ekspektasi investor asing terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo merosot yang ditunjukan oleh keluarnya dana asing dari pasar saham hingga Rp25 triliun.

Sejak Jokowi dicalonkan oleh PDIP menjadi Presiden pada 14 Maret 2014 hingga keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak seluruh gugatan Prabowo sebagai pesaingnya dalam Pemilihan Presiden, dana investor asing yang masuk ke pasar saham mencapai Rp34,69 triliun.

Waktu itu, derasnya dana investor asing berlandaskan ekspektasi terjadinya pembenahan struktural birokrasi di Indonesia, khususnya terkait dengan infrastruktur.

Akan tetapi, setelah Jokowi terpilih dan menjabat Presiden, dana investor asing justru mengalami pasang surut dan bahkan menyusut hingga saat ini.

Sejak keputusan MK hingga sebelum Jokowi dilantik, investor asing melakukan penjualan di pasar saham hingga Rp13,3 triliun akibat kekhawatiran defisit transaksi berjalan dan defisit anggaran.

Pada saat itu investor berharap adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sehingga bisa menahan impor migas dan menurunkan defisit transaksi berjalan.

Setelah Jokowi dilantik pada 21 Oktober 2014, sentimen positif kembali mendorong investor asing melakukan pembelian. Terlebih lagi dengan keputusan pemerintahan baru mereformasi kebijakan harga minyak.


Sumber: Bareksa.com

Awal Desember 2014, investor asing kembali melakukan penjualan di pasar saham yang disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Merosotnya harga minyak hingga $50 per barel, mendorong penguatan mata uang dolar Amerika.

Investor asing kembali melakukan pembelian pada periode Januari – Februari 2015 dipicu adanya stimulus dari Eropa serta membaiknya transaksi perdagangan Indonesia.

Namun, sejak awal Maret 2015 hingga kemarin, 19 Mei 2015, investor asing telah melakukan penjualan bersih Rp18,3 triliun.

Jos Parengkuan, Direktur Utama PT Syailendra Capital yang mengelola dana sekitar Rp8 triliun, melihat adanya kekecewaan investor asing terhadap kinerja keuangan emiten pada kuartal pertama 2015 serta lambatnya proyek infrastruktur.

“The Jokowi premium has now disappeared and expectations have been lowered back to pre-election levels,” ungkap Jos kepada Bareksa.com.

Akumulasi dana investor asing di pasar saham menyentuh puncaknya hanya pada periode penantian keputusan MK yakni pada Agustus 2014. Setelahnya investor asing cenderung melakukan penjualan di mana dari puncak tertinggi hingga kemarin tercatat terjadi penjualan bersih sekitar Rp25 triliun.

Jos berharap proyek infrastruktur segera berjalan, sehingga dapat menahan dana investor asing. Pasalnya belum adanya kepastian dari Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan, menambah risiko keluarnya dana asing pada dua sampai tiga bulan mendatang.