Bareksa.com -- Beberapa analis menurunkan peringkat (downgrade) harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) setelah bank pelat merah itu melaporkan kinerja kuartal I-2015 di bawah ekspektasi. Laba bersih BMRI tercatat hanya tumbuh 4,34 persen akibat rendahnya Net Interest Income (NIM) sementara kualitas aset memburuk akibat kenaikan rasio non performing loan (NPL).
Kinerja yang diumumkan pada Jumat sore pekan lalu itu akhirnya tercermin pada pergerakan saham BMRI pada perdagangan hari ini. Harga saham BMRI pagi ini dibuka merosot 4,2 persen pada pukul 09.00 WIB.
Analis CIMB Securities Hadi Soegiarto dalam risetnya menilai lemahnya kinerja BMRI tidak terlepas dari penurunan pendapatan bunga dari segmen usaha mikro dan kecil. Padahal, segmen ini memberikan yield yang lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya.
"Sementara itu, beban bunga BMRI malah meningkat lebih dari 35 persen menjadi Rp6,47 miliar. Kondisi ini menyebabkan margin BMRI menjadi 5,41 persen atau turun 49 basis poin dibandingkan kuartal IV-2014," katanya dalam riset yang sudah dibagikan pada nasabah.
Selain itu, rasio kredit macet (NPL) BMRI, khususnya segmen usaha kecil dan mikro juga mengalami peningkatan. Rasio kredit macet usaha kecil meningkat menjadi 3,5 persen dari sebelumnya yang hanya 2,5 persen. Sedangkan, rasio kredit macet usaha mikro naik menjadi 3,3 persen dari 3,0 persen.
Yang menarik, pertumbuhan rasio kredit dalam perhatian khusus juga naik 40 basis poin menjadi 5,1 persen dari kuartal IV-2014 didorong oleh sektor perdagangan, pertambangan dan komoditas perkebunan.
Senada, Analis JP Morgan Harsh Wardhan & Anne Jirajariyavech menilai naiknya NPL menyebabkan kualitas aset BMRI memburuk.
Sementara itu, Analis Macquarie Capital Nicolaos Oentung mengkhawatirkan penyaluran kredit BMRI yang meningkat 13 persen. Menurutnya, penyaluran kredit tersebut terlalu tinggi di tengah kondisi lingkungan yang melambat. Terlebih, tingginya penyaluran kredit tersebut didorong oleh kenaikan pinjaman komersial dan konsumsi.
Oentung menilai kondisi ini akan berpotensi meningkatkan peminjam default pada beberapa kuartal ke depan.
Untuk ke depannya, Hadi menurunkan rekomendasi BMRI menjadi Hold dari sebelumnya Add dan memotong target EPS serta harga sahamnya sepanjang tahun 2015 masing-masing menjadi hanya tumbuh 3 persen dan Rp11.700 per lembar.
Sementara, Oentung men-downgrade saham BMRI menjadi underperform dan memotong target harga sahamnya 16,7 persen menjadi Rp10.000 untuk 12 bulan mendatang. Kondisi ini diambil dengan asumsi kinerja BMRI tidak mengalami perubahan.
Sedangkan Harsh Wardhan & Anne Jirajariyavech malah menilai kondisi harga BMRI saat ini masih wajar. Terlebih manajemen BMRI mengindikasikan akan menurunkan beban bunga dengan menurunkan bunga deposito sehingga nantinya net interest margin BMRI meningkat.
Meski sempat menguat ke level Rp.11.600 per lembar pada pukul 09.07 WIB, harga saham BMRI terus mengalami penurunan dan bertengger di harga Rp11.300 per lembarnya pada pukul 11.40 WIB.
Grafik Pergerakan Intraday Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Sumber: Bareksa
(hm)