Penjualan Semen Kuartal Pertama Merosot; Harga Saham Produsen Ikut Ambrol

Bareksa • 13 Apr 2015

an image
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (20/3). Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Suparni mengatakan penjualan semen di awal tahun 2015 mengalami penurunan dikarenakan buruknya cuaca serta belum adanya belanja infrastruktur pemerintah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Tiga bulan pertama tahun 2015, penjualan semen turun 3,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014

Baerksa.com - Genjotan pembangunan infrastruktur pemerintah tahun 2015 belum mampu mengangkat nilai penjualan semen dalam negeri. Terbukti, pada kuartal pertama tahun ini penjualan semen domestik justru mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.  

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia yang dikutip dalam riset Mandiri Sekuritas, pada tiga bulan pertama 2015 penjualan semen turun 3,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan tertinggi terjadi di wilayah Nusa Tenggara sebesar 6,5 persen menjadi 822 ribu ton dari sebelumnya 878 ribu ton. Sementara pulau Jawa sebagai pasar terbesar mengalami penurunan 3,2 persen menjadi 7,4 juta ton.

Penjualan positif pada kuartal pertama hanya terjadi di wilayah Indonesia Timur menjadi 350 ribu ton dari sebelumnya 325 ribu ton atau naik 7,7 persen.

Peningkatan pangsa pasar terjadi pada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sementara dua pesaingnya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) da PT Holcim Tbk (SMCB) mengalami penurunan. SMGR tercatat menguasai 44,4 persen pangsa pasar domestik, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya 43,8 persen.

Sementara itu, INTP mengalami penurunan pangsa pasar menjadi 28,5 persen dari sebelumnya 30 persen, diikuti dengan penurunan SMCB menjadi 13,7 persen dari sebelumnya 14,3 persen.

Di bursa saham, ketiga saham semen terbesar ini mengalami penurunan. Sampai dengan jam 10.50 WIB, SMGR tercatat turun 2,23 persen ke Rp13.125, INTP turun 1,20 persen ke Rp22.575, dan SMCB turun 0,33 persen ke Rp1.500. (hm)