Berita / / Artikel

Kementerian ESDM Anggarkan Rp115 M untuk Energi Terbarukan di Sumba 2015

• 08 Apr 2015

an image
Sejumlah petugas berada di unit "Power House" PLTU Jeranjang di Desa Taman Ayu, Gerung, Lombok Barat, NTB. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Dana pembangunan infrastruktur EBT di pulau yang terletak di Provinsi NTT itu berasal dari APBN

Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengembangkan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Sumba dengan total anggaran Rp114,99 miliar tahun ini. Pembangunan infrastruktur tersebut bertujuan mempercepat implementasi Program Sumba Iconic Island (SII). 

Berdasarkan keterangan pers 7 April 2015, Kementerian ESDM mengatakan bahwa dana untuk pembangunan infrastruktur EBT di pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ada tujuh proyek yang termasuk dalam Program Sumba Iconic Island, semuanya memperhatikan aspek lingkungan dalam pengembangannya. 

Program yang termasuk dalam SII yang akan dikembangkan pada tahun ini adalah: 
-Pembangunan PLT Biomasa kapasitas 1 MW  yang berlokasi di Sumba Barat;
-Program Pengembanganan Hutan Energi 1 juta pohon kaliandra, lahan yang disediakan sekitar 100 Ha di Sumba Barat;
-Revitalisasi digester biogas 85 unit di Sumba Barat Daya;
-Implementasi Mobil listrik  di Sumba Timur;
-Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) kapasitas 23 KW di Sumba Timur;
-PLT bayu di Sumba Barat; dan
-Penerangan Jalan Umum (PJU) cerdas  di Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah.

Sementara itu, salah satu dari proyek pengembangan yang sudah selesai adalah PLTMH di desa La Au yang terletak di Sumba Timur. Menteri ESDM Sudirman Said baru saja meresmikan pembangkit listrik tersebut saat melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Sumba Timur pada hari Selasa dan Rabu (7-8 April 2015). 

Selama kunjungan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut, Menteri ESDM didampingi oleh Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, PT. PLN (Persero), PT. BNI (Persero), beberapa mitra internasional seperti Hivos, Asian Development Bank (ADB), dan Danida serta beberapa pejabat di lingkungan Kementerian ESDM, termasuk Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana. 

Sebagai informasi, Program SII merupakan suatu program yang diinisiasi untuk pengembangan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Terbarukan dengan tujuan untuk meningkatkan akses energi melalui pengembangan dan pemanfaatan energi  baru terbarukan di Pulau Sumba dengan target terwujudnya ketersediaan energi yang berasal dari energi baru terbarukan sebesar 100%. 

Inisiatif tentang Pulau Ikonik Energi Terbarukan sudah dimulai sejak tahun 2010 oleh Kementerian ESDM, bersama-sama dengan Bappenas dan Hivos, sebuah lembaga non-Pemerintah internasional. Pada bulan November 2012, Asian Development Bank (ADB) turut bergabung untuk mempercepat realisasi inisiatif ini. Dan kemudian pada tahun 2013, Kedutaan Norwegia untuk Indonesia pun telah turut mengambil peran dalam mendukung pelaksanaan inisiatif SII.

Sejak diinisiasi pada tahun 2011 hingga saat ini, implementasi pengembangan EBT di Pulau Sumba dalam kerangka Program SII telah mencapai kapasitas terpasang pembangkit berbasis EBT sebesar 5,87 MW yang terdiri dari instalasi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) mikrohidro, PLT Surya, solar water pumping, PLT Bayu, biomassa, biogas, tungku hemat energi dan jaringan distribusi.

Sampai dengan tahun 2014, Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) juga melakukan dukungan terhadap Program SII dengan melakukan pembangunan infrastruktur EBT, yaitu 1 unit PLT mikrohidro dengan kapasitas 32 KW:
6 unit PLTS terpusat; 464 unit PLTS tersebar; 5 unit PLTB;
1 unit PLT biomassa kapasitas 30 KW; 220 unit digester biogas; dan
2.200 unit tungku hemat energi yang diserahkan kepada masyarakat.
  

Tags: