Bareksa.com - Pengembang kawasan industri PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan laba bersih sepanjang tahun 2014 melonjak empat kali lipat menjadi Rp401 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan laba Rp101 miliar. Kenaikan tersebut didorong oleh penurunan pada beban keuangan.
Seperti terlihat dalam laporan keuangan perseroan, pendapatan perseroan tumbuh hanya 2,2 persen menjadi Rp2,8 triliun sepanjang 2014. Namun, beban keuangan turun 41,5 persen menjadi Rp404 miliar dari sebelumnya Rp691 miliar.
Dalam riset Macquire yang dibagikan kepada nasabah menyebutkan bahwa selesainya program restrukturisasi utang Jababeka pada kuartal III-2014 menurunkan beban keuangan perusahaan.
Hal tersebut dapat terlihat pada sisi pasiva dalam laporan keuangan perusahaan yang dirilis hari ini, Selasa 31 Maret 2014, bahwa tidak adanya pinjaman bank jangka panjang pada tahun 2014, padahal terdapat pinjaman bank mencapai Rp99,2 miliar pada tahun sebelumnya. Sementara bagian lancar atas pinjaman bank tersisa Rp20,8 miliar dari sebelumnya Rp340 miliar.
Jababeka menggunakan sekitar 17 persen dana hasil emisi obligasi global yang terbitkan oleh anak usahanya Jababeka International BV senilai $190 juta atau setara Rp2,26 triliun pada September 2014 untuk membayar utang kepada Standard Chartered Bank yang jatuh tempo pada Oktober 2014.
Dengan dibayarnya utang kepada Standard Chartered Bank tersebut, maka jumlah liabilitas yang dimiliki Jababeka per akhir Desember 2014 turun 6 persen menjadi Rp3,8 triliun dari sebelumnya 4 triliun. Rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) Jababeka pun turun menjadi 0,8 kali dari sebelumnya 1,03 kali. (hm)