Rugi Selisih Kurs Turun, Bakrie & Brothers Catatkan Laba Rp153 M Tahun 2014

Bareksa • 26 Mar 2015

an image
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memakai pakaian khas India yang diberikan Gema Sadhana di Kantor DPP Golkar, Jakarta Pusat, Rabu 15 Oktober 2014. (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)

Kerugian akibat selisih kurs berkurang hingga 84 persen menjadi Rp162,7 miliar dari sebelumnya Rp1 triliun

Bareksa.com - Perusahaan investasi PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sepanjang 2014 mencatatkan laba bersih Rp152,9 miliar atau Rp1,63 per saham, membalikkan kerugian Rp12,73 triliun atau rugi Rp135,79 per saham pada periode sebelumnya. Selain kenaikan pada pendapatan, hal tersebut disebabkan berkurangnya kerugian selisih kurs dan juga beban bunga.

Pendapatan bersih Bakrie pada periode Januari-Desember 2014 naik 22,4 persen menjadi Rp6,38 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp5,21 triliun. Infrastruktur dan manufaktur yang memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan mengalami kenaikan 12 persen menjadi Rp4,87 triliun, sementara pendapatan lainnya justru melonjak menjadi Rp1,12 triliun dari Rp548,4 miliar.

Kerugian akibat selisih kurs berkurang hingga 84 persen menjadi Rp162,7 miliar dari sebelumnya Rp1 triliun menopang Bakrie sehingga dapat mencatatkan laba bersih. Selain itu, beban bunga dan keuangan yang berkurang mencapai 53 persen karena berkurangnya beban bank dan lain-lain menjadi Rp53 miliar dari sebelumnya Rp621,4 miliar.

Adanya manfaat pajak tangguhan yang berasal dari anak usaha Bakrie sebesar Rp28,5 miliar serta tidak adanya beban pajak tangguhan perusahaan semakin mendorong kenaikan pada laba bersih, padahal pada periode sama sebelumnya justru mencatatkan beban pajak tangguhan hingga Rp2,12 triliun.

Disisi neraca, total aset yang dimiliki Bakrie per akhir Desember 2014 justru mengalami penurunan 5 persen menjadi Rp11,3 triliun karena adanya penurunan pada piutang usaha. Total liabilitas Bakrie juga turun tipis sebesar 4 persen menjadi Rp11,4 triliun dari Rp13,9 triliun karena berkurangnya pinjaman jangka pendek sebesar 17,2 persen. 

Sementara dari sisi modal, Bakrie masih mengalami defisiensi modal hingga Rp2 triliun akibat selisih dari nilai transaksi entitas sepengendali. Perseroan sebelumnya terkena dampak dari krisis tahun 2008 sehingga mengalami defisit sebesar Rp27,7 triliun pada 30 Juni 2011 yang telah dihapuskan melalui kuasi reorganisasi. 

BNBR memiliki afiliasi dengan perusahaan yang tercatat di bursa termasuk PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrie Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). (hm)