Bareksa.com - Warren Buffet selalu menjadi acuan bagi pelaku pasar saham untuk berinvestasi. Ia selalu menjadi panutan dan juga contoh sukses bagi investor di pasar modal. Namun yang dilakukannya kali ini mungkin patut dipertimbangkan terlebih dahulu.
Seperti yang diberitakan oleh Reuters, pria yang memiliki kekayaan senilai $72,3 miliar ini baru saja menyuntik modal sejumlah perusahaan makanan ringan dalam portofolionya seperti Velveeta cheese, Jell-O, Lunchables, sosis Oscar Mayer, dan minuman Kool-Aid. Selain itu, dia juga mengakuisisi Kraft Food Group Inc melalui H.J. Heinz Co, yang dikendalikan oleh 3G Capital dan Berkshire Hathaway milik Buffet.
Yang menjadi kontroversi adalah, selain membeli sahamnya, Buffet juga memakan produk dalam portofolionya yang sangat "berlemak" termasuk Burger King, Coca-Cola, donut Tim Horton, hingga es krim Dairy Queen. Termasuk juga saos tomat merek Heinz dan stik keju dari TGI Friday.
Secara bersamaan, pria berusia 84 tahun ini mengumpulkan produk-produk makanan ringan yang paling terkenal di dunia. Produsen saos Heinz mengklaim dalam situsnya bahwa portofolionya di dunia terpusat pada makanan bergizi yang terbuat dari tomat, kacang-kacangan, buah, dan sayuran. Namun, ahli gizi masih melihat produk perusahaan ini lebih masuk ke dalam kategori junk food.
"Jika orang bilang saya bisa hidup setahun lebih lama hanya dengan makan brokoli dan asparagus saat ini, setiap hari rasanya akan sama saja. Saya akan tetap makan Cheetos dan Coke," ujar Buffet seperti dikutip CNBC pada Maret 2010.
Menu sarapan paginya terdiri dari Coke yang ditemani dengan Utz Potato Stix, dan akan dilanjutkan dengan empat porsi Coke lagi sepanjang hari. Takaran gula yang terkandung dalam menu tersebut sudah pasti melebihi kecukupan gizi orang dewasa.
Ahli gizi dari University of California Berkeley, Joanne Ikeda, mengatakan bahwa kebiasaan makan sang bapak investor itu tidak perlu menjadi contoh orang yang sehat.
"Mungkin kita dapat mengikuti Warren untuk beberapa hal, tetapi tidak untuk hal lain. Kebiasaan makannya yang sembarangan itu mungkin membantu dia di bidang finansial. Sejumlah orang memang tahan terhadap penyakit," katanya dikutip Reuters.
Bahkan selama kunjungannya di restoran Four Seasons di New York pada April 2014, Buffet memesan makanan penutup Dairy Queen setelah makan steak dan minum Cherry Coke. Dia juga meminta kue chocolate chip.
Kebiasaan makan itu juga terjadi di pertemuan investor tahunan Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Buffet. Biasanya, dalam pertemuan tiga hari itu, para undangan yang terdiri dari ribuan orang menyantap produk portofolio milik Buffet.
Menanggapi kebiasaan itu, Direktur Nutrisi di Columbia University Medical Center New York David Seres mengatakan perilaku Buffet terhadap makanan semacam itu sedikit mengkhawatirkan karena dapat memberikan pengaruh buruk bagi Amerika.
"Dia tidak bisa disebut sebagai role model ideal dalam hal makan dan perilakunya terhadap nutrisi secara umum," katanya.
Namun, Wall Street tidak terlalu peduli soal kebiasaan sang Oracle of Omaha, panggilan Buffet karena prediksinya selalu benar. Analis finansial Tony Scherrer menilai bahwa Buffet memiliki selera sesuai dengan Amerika Serikat dan tahu apa yang menarik bagi lidah kebanyakan orang di negara itu.
"Tidak semua tempat di Amerika memiliki tren vegetarian seperti di perkotaan. Bayangkan saja New York dibandingkan dengan Midwest," ujar Scherrer, direktur riset di Smead Capital Management.
Menurutnya, transaksi merger antara Heinz-Kraft adalah bisnis yang dapat membangkitkan jumlah aliran uang yang sangat banyak.
Dan rasa lapar Buffet terhadap perusahaan junk food masih belum terpuaskan. Dia mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan manajemen Utz, produsen makanan asal Pennsylvania, berkaitan dengan rencana akuisisi perusahaan itu. Dan dengan Kraft yang berada di bawah naungan Buffet saat ini, dia bisa mendesak aksi-aksi akuisisi sambil tetap meminum Kool-Aid.(al)