Berita / / Artikel

Akuisisi Mitratel Segera Final, TBIG Potensi Dominasi Bisnis Menara Telko

• 05 Mar 2015

an image
Menara Telekomunikasi (Company)

TBIG akan menukar 5,7 persen sahamnya dengan 49 persen kepemilikan di anak usaha Telkom itu

Bareksa.com - Persetujuan penerbitan saham baru yang diperoleh penyedia menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dalam rangka proses akuisisi PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dari pemegang saham direspon positif oleh analis. Pasalnya langkah aksi korporasi ini akan memberikan lebih dari 50 persen penambahan menara TBIG.

Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan dalam laporan riset yang telah disampaikan kepada nasabah mengatakan akuisisi tersebut juga akan menambah value bagi TBIG karena Mitratel merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Dengan adanya tambahan menara juga dapat membuat TBIG mendominasi bisnis menara.

TBIG akan menukar 5,7 persen sahamnya dengan 49 persen kepemilikan di anak usaha Telkom tersebut. TBIG telah mendapatkan restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 27 Februari 2015 sehubungan rencana penerbitan saham baru (right issue) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sejumlah maksimal 479,65 juta saham baru atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Selain itu, pemegang saham telah memberikan persetujuan untuk mengalihkan 53,29 juta saham treasuri pada harga menurut ketentuan yang berlaku. Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp 1,739 triliun apabila Mitratel dapat mencapai target pencapaian tertentu yang telah disetujui.

“Persetujuan untuk penerbitan saham baru dan pengalihan saham treasuri dilakukan untuk penyelesaian transaksi Mitratel. Apabila Telkom melaksanakan opsi untuk mengijinkan TBIG memiliki 100 persen kepemilikan di Mitratel, Telkom akan memiliki sekitar 13,7 persen modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan”, kata CFO TBIG Helmy Yusman Santoso dalam pers rilis 3 Maret 2015.

Kinerja Keuangan

Perusahaan menara yang dikendalikan oleh Edwin Soeryadjaya ini telah melaporkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2014. Laba bersih perseroan naik 4 persen menjadi Rp1,3 triliun, dibandingkan Rp1,25 triliun pada tahun 2013. Di saat yang sama, pendapatan tercatat menanjak 1,2 persen menjadi Rp3,3 triliun.

Ariyanto mengatakan laba sebelum pajak bunga depresiasi amortisasi (EBITDA) perseroan telah tumbuh 23 persen menjadi Rp2,7 triliun. Selain itu, marjin EBITDA membesar menjadi 82,2 persen dibandingkan sebelumnya 82,0 persen.

Per Desember 2014, TBIG memiliki 18.000 pelanggan (tenants) dan 10.800 menara telekomunikasi, dengan tenancy ratio 1,67 kali. Angka tersebut dinilai di bawah ekspektasi Mandiri Sekuritas 1,75 kali.

"Kami memperkirakan rendahnya tenancy ratio disebabkan perbedaan waktu antara penambahan menara baru (naik 22 persen) dan pelanggan baru (naik 18 persen)," tulis Ariyanto dalam riset yang disampaikan pada nasabah. (np)

 

 

 

 
 
Tags: