Royalti Batubara Dikaji Naik, Saham Indo Tambangraya Longsor 4%

Bareksa • 24 Feb 2015

an image
Kapal tongkang mengangkut batubara di perairan Teluk Bayur, Padang, Sumbar (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Royalti menjadi 7% untuk batubara kalori rendah, 9% untuk yang berkalori menengah dan 13,5% untuk yang berkalori tinggi

Bareksa.com – Harga saham perusahaan tambang batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mendadak longsor 4,08 persen menjadi Rp17.025 per saham pada perdagangan sesi pertama hari ini. Aksi jual investor asing mewarnai perdagangan saham milik Grup Banpu asal Thailand ini.

Selain ITMG, dua saham perusahaan tambang batubara lainnya, PT Harum Energi Tbk (HRUM) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga ikut mengalami penurunan. (Baca juga: BID OFFER: 3 Saham Batubara Ini Kompak Turun, Volume Offer Lebih Besar Dari Bid)

Grafik Pergerakan Intraday Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Sumber: Bareksa

Penurunan harga saham sektor batu bara tersebut diduga terimbas rencana pemerintah yang akan mengerek royalti bagi pemegang izin usaha pertambangan (IUP) berdasarkan nilai kalori produk batu baranya. Rencana tersebut dilontarkan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor pertambangan.

Seperti diberitakan, revisi PP 9/2012 menyebutkan royalti naik dari 3 persen menjadi 7 persen untuk batu bara dengan kalori kurang dari 5.100 kalori/kg (Kkal/kg). Selain itu, royalti sebesar 5 persen naik menjadi 9 persen untuk batu bara dengan tingkat kalori antara 5.100 Kkal/kg - 6.100 Kkal/kg, dan menjadi 9 persen dari sebelumnya 7 persen untuk batu bara dengan tingkat kalori lebih dari 6.100 Kkal/kg.

Sebelumnya, sentimen serupa juga ikut menekan harga saham PT Perusahaan Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam sepekan terakhir. Saham PTBA turun 8,7 persen menjadi Rp10.475 pada hari ini 24 Februari 2015 dari sebelumnya masih diperdagangkan pada level Rp11.475 pada 16 Februari 2015. Kabarnya, ketentuan royalti ini akan mulai diberlakukan pada kuartal I-2015.

Selain rencana kenaikan royalti, ITMG juga terkena dampak negatif dari penurunan harga komoditas yang digunakan untuk pembangkit listrik ini. Hal tersebut terlihat dari kinerja keuangan perusahaan tahun 2014 yang mencatat penurunan penjualan 10,8 persen. Meskipun demikianprodusen batubara milik grup Banpu asal Thailand ini bisa menjaga laba hanya turun 1,96 persen seiring menyusutnya beban pajak penghasilan. (hm)