Berita / / Artikel

Bagaimana Reaksi Sejumlah Analis Saham Atas Kasus Penarikan Obat Kalbe Farma?

• 21 Feb 2015

an image
Kantor Kalbe Farma (company)

Analis belum merubah rekomendasi atas saham KLBF

Bareksa.com - Sembilan analis tidak merubah rekomendasi yang telah diberikan sebelumnya terhadap saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) setelah terjadinya kasus penarikan obat karena masih menunggu hasil penyidikan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Dari sembilan analis tersebut, satu analis masih merekomendasikan jual pada saham KLBF, tiga analis memberikan rekomendasi beli dan sisanya merekomendasikan netral -- tidak merekomendasikan beli ataupun jual atas saham ini. Rata-rata target harga KLBF dari para analis ini adalah Rp1.827 per saham, tidak berbeda jauh dengan penutupan harga hari ini Rp1.790 per saham.

Analis Mandiri Sekuritas masih merekomendasikan netral dalam laporan yang telah dipublikasikan kepada nasabah, namun dalam jangka pendek disarankan bagi nasabah untuk melakukan penjualan -- trading sell -- akibat dari kekhawatiran implikasi hukum atas kasus penarikan dua produk tersebut serta risiko menurunnya reputasi. Selain itu harga saham KLBF juga dinilai sudah mahal dengan rasio price to earning yang mencapai 31 kali per laba proyeksi 2015.

Sementara itu analis Maybank Kim Eng Securities masih bertahan pada rekomendasi beli dengan target harga Rp2.200 per saham karena disamping risiko kasus penarikan obat, KLBF masih memiliki potensi peningkatan penjualan sekitar 11 sampai 13 persen berdasarkan arahan yang telah disampaikan KLBF.

Walaupun memberikan rekomendasi netral, analis CIMB Securities melihat potensi kenaikan margin laba KLBF akibat menurunnya kontribusi pendapatan segmen distribusi yang memiliki marjin tipis. Sedangkan untuk kasus penarikan obat, mereka masih optimis reputasi KLBF masih terjaga mengingat jaringan pemasaran yang telah dibangun puluhan tahun.

Roy Alexander Sparringa, Kepala BPOM dalam konferensi pers, Selasa 17 Februari 2015 di kantor Kementerian Kesehatan berpendapat bahwa CPOB (cara pembuatan obat yang baik) yang dilakukan Kalbe tidak sesuai harapan. Menurut Roy, Kalbe juga terancam mendapatkan sanksi pidana jika memang terjadi sebuah kesengajaan yang mencelakakan.

BPOM juga telah membekukan izin edar atas obat anastesi Buvanest Spinal 0,5 persen dan Asam Tranexamat Generik 500mg. Selain itu untuk mempermudah investigasi, aktivitas produksi Kalbe di line produksi nomor enam --lokasi produksi Buvanest-- diberhentikan sementara. (baca juga: Analis: Impak Penarikan Obat Ke Kinerja Kalbe Farma Kecil; Harga Saham Naik Lagi)

Harga saham KLBF hari ini ditutup turun 0,83 persen. Total penurunan harga saham sejak tanggal 13 Februari mencapai 4,27 persen.

Grafik: Harga Saham Kalbe Farma

sumber:bareksa.com

 

 

 

 
 
 
Tags: