Bareksa.com - Sepanjang tahun 2014, laba PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) anjlok hingga 45,3 persen akibat beban penyisihan kerugian kredit serta beban operasional lainnya.
Januari-Desember 2014, Bank CIMB hanya membukukan laba konsolidasian Rp2,34 triliun atau Rp93,21 per saham. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp4,28 triliun atau Rp170 per saham.
Pendapatan bunga berdenominasi rupiah Bank CIMB meningkat 17,24 persen, namun besarnya beban bunga membuat pendapatan bunga bersihnya hanya meningkat 5,62 persen. Rasio net interest margin (NIM) pun menurun tipis menjadi 5,5 persen dibandingkan periode sebelumnya 5,52 persen.
Menurunnya pendapatan operasional selain bunga sebesar 21,32 persen menjadi Rp3,5 triliun dari Rp4,5 triliun pada periode sebelumnya turut menahan pertumbuhan laba Bank CIMB.
Beban penyisihan kerugian kredit (provisi) melonjak 193,3 persen menjadi Rp3,43 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,17 triliun. Sementara itu meningkatnya kerugian penurunan nilai aset lainnya sebesar 21,43 persen dan beban lainnya 13,4 persen juga menjadi faktor penurunan laba Bank CIMB tahun 2014.
Total kredit Bank CIMB per akhir Desember 2014 mencapai Rp170,04 triliun, naik 13 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Rasio kredit macet (non performing loan/NPL) kotor Bank CIMB juga melonjak menjadi 3,9 persen dari 2,23 persen.
Dari sisi liabilitas juga, dana pihak ketiga (DPK) hanya naik 6,8 persen menjadi Rp167,96 triliun. Namun, tingkat likuiditas Bank CIMB yang diukur dengan loan to deposit ratio (LDR) justru melonjak menjadi 95,62 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 90,34 persen.(al)