Bareksa.com -- Saham pengembang properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) pada penutupan perdagangan hari ini anjlok 2,33 persen. Tersiar kabar bahwa izin reklamasi pantai dinilai membahayakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dalam perdagangan saham pada Selasa 10 Februari 2015, saham APLN turun 11 poin menjadi Rp461 per lembar saham.
Sumber: Bareksa.com
KKP menilai proyek reklamasi pulau yang dilakukan oleh APLN di kawasan Pluit, Jakarta Utara dinilai berbahaya, seperti diberitakan oleh cnnindonesia.com. Alasannya, di bawah kawasan pesisir Jakarta tersebut tertanam sejumlah kabel dan pipa laut milik PT PLN (Persero).
Menanggapi pemberitaan tersebut, Investor Relation APLN Wibisono mengatakan pihaknya hanya mengikuti keputusan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dikenal dengan Ahok.
“Kita kan sudah dapat izin dari Gubernur. Saya kurang tahu kalau ada informasi terkait hal tersebut. Seharusnya itu urusan KKP dengan Pemprov DKI Jakarta sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan izin reklamasi,” ujarnya kepada Bareksa.com, Selasa 10 Februari 2015.
Dia menjelaskan, pihaknya memang belum bertemu dengan pihak KKP terkait izin reklamasi tersebut. Alasannya jelas, karena pemberian izin untuk reklamasi berasal dari Pemprov DKI Jakarta. Terkait proses reklamasi, Wibisono menyatakan pihaknya belum menyelesaikan pondasi.
“Belum ngapa-ngapain. Rencananya kan selesai konstruksi pada 2018. Sekarang ya baru mulai menyiapkan proses reklamasi untuk konstruksi pulau,” ungkapnya.
Sebelumnya, izin reklamasi tersebut diperoleh Agung Podomoro lewat anak usahanya PT Muara Wisesa Samudera (MWS) dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Kencana Unggul Sukses (KUS). Investasi untuk mengembangkan pulau itu sendiri diperkirakan mencapai Rp50 triliun.
Izin pelaksanaan reklamasi Pulau G tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2238 Tahun 2014 tertanggal 23 Desember 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudra.
Dari sisi kinerja, Agung Podomoro mengalami penurunan laba bersih 15,2 persen menjadi Rp 506,4 miliar sepanjang Januari-September 2014, jika dibandingkan perolehan yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 597,5 miliar.
Pra penjualan (marketing sales) juga mengalami penurunan 5,5 persen di tahun 2014 menjadi Rp6 triliun karena adanya penundaan beberapa proyek terkait dengan izin. Salah satunya adalah proyek reklamasi Pluit City.
Grafik: Marketing Sales (Dalam Rp Triliun) periode 2011-2014 dan target 2015
Sumber: APLN
Jika dilihat histori pergerakan harga saham APLN, selama setahun terakhir telah mengalami kenaikan hingga 111,66 persen. Kenaikan ini terjadi akibat lonjakan harga pada 7 Januari 2015 hingga 17 persen, setelah secara resmi APLN memperoleh izin reklamasi proyek Pluit City dari Gubernur DKI Jakarta. (np)
Sumber: Bareksa.com