Pinjaman Rp75 Miliar Terhambat, Saham SIAP Kena Suspen Bursa

Bareksa • 06 Feb 2015

an image
An employee guides a crane as it transports a roll of steel sheet, at a factory in Handan, Hebei province. - (REUTERS/Stringer)

Rencana akuisisi agen pelumas dan pengembangan etanol masih terhambat

Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mensuspen perdagangan saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) pada hari ini, Jumat 6 Februari 2015, mengenai penjelasan perkembangan kinerja SIAP setelah berpindah haluan bisnis dalam laporan keuangan per September 2014. Operasional perseroan di bidang batu bara masih terhambat karena keterlambatan dana pinjaman. 

M. Suluhuddin selaku Direktur Utama  SIAP dalam keterbukaan informasi menjelaskan hingga September 2015 area pertambangan IWBMC yang diakuisisi melalui induknya RITS Ventures Limited (RITS) belum dapat beroperasi secara komersil.

Keterlambatan tersebut dikarenakan adanya hambatan realisasi pinjaman dari Fundamental Resources Pte Ltd (FR) sebesar Rp75 miliar berjangka waktu tiga tahun dan baru terealisasi Desember 2014. Padahal dana pinjaman tersebut juga akan digunakan untuk mengakuisisi agen bensin dan pelumas PT Mahaputra Adi Nusa (MAN) senilai Rp21,04 miliar.

Oleh karena itu Eko Siswanto, Ketua Divisi Operasional Perdagangan BEI, menyampaikan dalam rangka menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur dan wajar bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek SIAP mulai sesi I hari ini.

Harga saham SIAP mengalami fluktuasi sejak tahun lalu. Mengawali 2014, SIAP berada pada level Rp98. Kemudian, muncul rencana akan mengakuisisi RITS yang membuat saham naik hingga Rp179. Saat itu pun, Bursa menghentikan sementara perdagangan saham SIAP karena kenaikan harga yang dirasa tidak wajar.

Saham SIAP kembali melesat setelah rapat umum pemegang saham menyetujui penerbitan 23,4 miliar saham baru dari portepel lewat rights issue. Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan senilai Rp 200 per saham. Artinya, SIAP meraih dana senilai Rp 4,68 triliun dari aksi korporasi tersebut yang menjadi modal perseroan untuk pindah lini bisnis dari produsen popok menjadi perusahaan energi

Peningkatan harga saham yang dirasa Bursa kurang wajar membuat SIAP terkena suspensi kembali dan harga sempat merosot cukup tajam hingga Rp137 pada 14 Oktober 2014. Perusahaan ini kemudian mendapat sentimen baik karena berencana melakukan kerjasama untuk meningkatkan kualitas batubara dengan mengolahnya menjadi etanol. Perusahaan yang dikendalikan oleh Rennier A. Latief ini masih belum dapat merealisasikan rencana tersebut karena kondisi pasar batu bara yang kurang mendukung. (hm)