Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan masih membahas opsi pembangunan smelter yang menjadi salah satu kewajiban perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Pemerintah bersama Freeport diketahui masih berdiskusi terkait opsi pembangunan smelter yang melibatkan PT Petrokimia Gresik.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sukhyar mengatakan, terkait pembangunan smelter oleh Freeport, perusahaan tersebut sudah menunjukkan lahan untuk pembangunan smelter di sebelah lahan milik PT Petrokimia Gresik, dan juga dekat PT Smelting.
“Mereka, terutama Petrokimia Gresik yang akan mengambil side product seperti asam sulfat. Petrokimia untuk pupuk, dan juga untuk gypsum, mungkin ada industri yang di sana,” jelas di Jakarta, Jumat 23 Januari 2014.
Selain itu, lanjut Sukhyar, pihaknya belum tahu dalam konteks pembangunan smelter tersebut akan ada ekspansi dari PT Smelting atau tidak. Menurutnya, hal ini juga menjadi konsentrasi Freeport juga yang harus disampaikan ke pemerintah pada waktunya.
“Sekarang ini kan PT Smelting memproduksi copper catoda, dan anode slime, dan ini yang mau dieskpansi. Artinya, Freeport itu wajib memproduksi tambahan smelter baru sebesar 2 juta ton,” katanya.
Sementara, lanjutnya, produksi Smelting Gresik sebanyak 1 juta ton. Namun, terkait keikutsertaan Smelting Gresik atau tidak dalam rencana Freeport, pihaknya belum mengetahui lebih lanjut.
“Karena ini kan memakai teknologi Mitsubishi, Smelting Gresik juga miliknya Mitsubishi,” kata Sukhyar.
Jadi, menurutnya bisa terjadi kerjasama ini dilangsungkan antara PT Freeport dengan Smelting Gresik di dalam ekspansi. Namun, Sukhyar mengaku belum tahu apakah itu termasuk dalam fokus Freeport.
“Bisa saja nanti Freeport yang membangun smelter baru,” tebak Sukhyar.(al)