Bareksa.com - Harga Saham Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) awal tahun ini menunjukan tren negatif, dimana sejak awal tahun saham distributor gas milik pemerintah ini sudah negatif 8,37persen. Bahkan hari ini, 19 Januari 2015 harga saham PGAS sudah turun ke Rp5.150 terendah sejak 10 April 2014 di level Rp5.200.
CIMB Research dalam laporan yang telah dipublikasikan kepada nasabah menyebutkan resiko kunci pada pelaporan keuangan PGAS adalah penurunan nilai aset hulu. Menurut catatan CIMB, PGAS sepanjang tahun 2013-2014 gencar lakukan akuisisi aset hulu berupa blok minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri yang mencapai nilai $1,19 miliar.
Sayangnya akuisisi dilakukan pada waktu harga minyak berada di level $100 sampai dengan $105 per barel, sementara saat ini harga minyak dunia sudah berada di kisaran $50 per barel. Sehingga Menurut CIMB akuisisi tersebut dinilai tidak tepat waktu.
Di sisi lain, Penurunan harga minyak juga dinilai tidak memberi efek pada penambahan permintaan gas Karena harga gas yang saat ini masih 45 persen sampai 51 persen di bawah harga BBM.
Riset JP Morgan hari ini, Senin 19 Januari 2015 mengatakan setiap penurunan harga minyak sebesar satu persen akan menurunkan perkiraan EPS PGAS sebesar 0,1 persen. Diketahui sebelumnya, harga minyak sudah turun sebesar 50 persen sejak bulan oktober 2014, sehingga harga PGAS ikut turun sebesar 8 persen.
Walaupun demikian bukan berarti turunnya harga minyak dunia tidak memberikan keuntungan bagi PGAS. Dalam risetnya, JP Morgan mengatakan lemahnya harga minyak ini akan membantu perseroan khususnya dalam mengurangi biaya produksi. (al)