Bareksa.com – Perusahaan batubara milik Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali mencatatkan keuntungan sepanjang periode Januari-September 2014 sebesar $13,3 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat kerugian $377,5 juta.
Namun jika ditelaah lebih dalam, BUMI mencatat total kerugian $54,95 juta atau sekitar Rp659 miliar (asumsi Rp12.000 per dolar Amerika) sepanjang sembilan bulan pertama 2014. Tetapi kerugian tersebut berasal dari anak usaha yang dikonsolidasi senilai $68,26 juta dan termasuk dalam akun bagian laba untuk kepentingan non pengendali -- proporsi atas kerugian yang terpisah dengan dari induk perusahaan -- sehingga secara konsolidasi terpisah BUMI mencatatkan laba.
Capaian laba BUMI juga menurun dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2014 yang masih mencatatkan laba $168 juta.
Besarnya beban keuangan yang harus dibayar menjadi penyebab utama kerugian perusahaan produsen batubara ini, selain faktor penurunan pendapatan.
Beban keuangan BUMI sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2014 tercatat naik 39,77 persen menjadi $627,73 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya $449,12 juta. Sementara, pendapatan perusahaan malah mengalami penyusutan 17,42 persen akibat harga jual batubara menjadi $2,19 miliar dari sebelumnya $2,65 miliar.
Dengan demikian, rasio interest coverage BUMI pun kembali mengalami penurunan menjadi 0,11 kali. Nilai rasio interest coverage ratio Bumi Resources terus menyusut dari tahun 2010, padahal di tahun 2009 masih sebesar 3,42 kali.
Rendahnya rasio tersebut memberikan sinyal yang mengkhawatirkan untuk pemegang obligasi karena mencerminkan keuangan Bumi Resources tidak mempunyai kemampuan untuk membayar pokok hutang maupun bunga obligasi yang telah diterbitkan.
Terlebih, harga batubara terus mengalami penurunan sepanjang tahun 2014 lalu dan belum menunjukan adanya pemulihan. (baca Juga: Secara Rasio Keuangan, Kemampuan BUMI Milik Bakrie Bayar Utang Kena Rapor Merah) (np)
Grafik Interest Coverage Ratio Bumi Resources (Periode 2009-2014)
Sumber: Bareksa.com
*Koreksi laba bersih di paragraf 1