Bareksa.com - Lelang obligasi dengan target Rp 12 triliun yang digelar Dirjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kemenkeu mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hampir dua kali lipat. Berdasarkan data dari sumber yang Bareksa.com terima, penawaran yang masuk ke panitia lelang tercatat sebanyak Rp22,88 triliun.
Pemerintah menawarkan dua seri obligasi, seri SPN dengan bunga diskonto dan seri FR dengan bunga tetap sebesar 8,375 persen.
Seri SPN merupakan seri baru yang diterbitkan yang terdiri dari SPN03150407 dan SPN12160107. Sementara itu, seri FR terdiri dari FR0070 (tenor 10 tahun) dan FR0068 (tenor 20 tahun)—keduanya termasuk ke dalam obligasi seri benchmark— yang dibuka kembali. Kedua dua seri yang dilelang tersebut masuk dalam kategori obligasi yang ramai ditransaksikan hari ini.
“Bunga yang ditawarkan cukup menarik, peminatnya pun cukup banyak,” ungkap salah satu trader fixed income kepada Bareksa.com.
Di saat yang sama, obligasi bertenor 5 tahun (FR0068) juga mengalami penurunan yield seiring dengan kenaikan harga. Yield obligasi bertenor 5 tahun (FR0068) tercatat turun 8,07 basis poin menjadi 7,61 persen dari sebelumnya 7,69 persen.
Sementara itu, ketiga obligasi benchmark pemerintah yang lain yaitu FR0069 (tenor 5 tahun), FR0070 (tenor 10 tahun) dan FR0071 (tenor 15 tahun) masih mengalami tekanan seiring pelemahan nilai tukar rupiah.
Analis Fixed Income Emco Money Broker Bagus Ari mengungkapkan pelemahan harga obligasi benchmark terjadi karena adanya investor institusi yang menukarkan aset obligasinya.
“Banyak pelaku institusi, terutama perbankan, yang menukarkan aset obligasinya ke dalam mata uang dolar AS. Ini seiring pelemahan Rupiah juga”. (hm)