Neraca Defisit, Rupiah Kembali Melemah ke Rp12.535 per Dolar AS

Bareksa • 05 Jan 2015

an image
Seorang karyawan menunjukkan sejumlah pecahan uang kertas Dolar AS di tempat penukaran uang asing di Surabaya, Jumat (11/7) - (ANTARA FOTO/Eric Ireng)

BPS mencatat neraca perdagangan November 2014 mengalami defisit $420 juta

Bareksa.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pagi ini melemah 15 poin menjadi Rp12.535 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp12.520. 

Bahkan, berdasarkan data IQ Plus, nilai tukar rupiah semakin tertekan dan berada pada posisi Rp12.612 per dolar AS pada pukul 10.27 WIB. Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin, 5 Januari 2015 mengatakan kembali meningkatnya ekspektasi pasar terhadap Bank Sentral AS atau Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunganya pada pertengahan tahun ini menjadi salah satu sentimen negatif bagi rupiah.

"Rencana the Fed menaikkan suku bunga masih sesuai jalur, kondisi itu membuat laju mayoritas mata uang di negara-negara kawasan Asia serta Euro juga mengalami pelemahan," kata Reza seperti dikutip IQ Plus.

Sentimen dari dalam negeri, menurutnya, juga relatif negatif dimana data makroekonomi yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir pekan lalu (Jumat, 2 Januari 2015) belum sesuai harapan sehingga membuat nilai tukar rupiah bergerak melemah.

BPS mencatat neraca perdagangan November 2014 mengalami defisit $420 juta. Sementara inflasi Desember 2014 mencapai 2,46 persen, lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2,1 persen hingga 2,2 persen.(al)

(baca juga: Stock Movers: Saham Konstruksi dan IHSG Kompak Melemah di Awal Tahun)