Bareksa.com - Tim Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan pemerintah untuk menghentikan pengadaan bensin jenis RON 88 atau biasa di sebut premium. Saat ini tidak ada produsen yang memperoduksi BBM kualitas rendah tersebut, Selama ini Pertamina mengimpor BBM RON 92, kemudian di downgrade menjadi RON 88.
Jika rekomendasi tersebut disetujui, tentunya akan merubah kuota BBM subsidi yang di dapatkan oleh perusahaan distributor Pertamina seperti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Sebelumnya perseroan mengindikasi akan mendapat kuota sebanyak 1 juta kl BBM subsidi di 2015, namun pekan ini AKRA mengumumkan hanya mendapatkan kuota sebanyak 645 ribu kl BBM subsidi untuk 2015.
Mengutip laporan Macquire Research, kuota BBM Subsidi AKRA tahun depan hanya naik sebesar lima ribu kl dari kuota tahun ini 640 ribu kl. Parahnya lagi, kuota tahun depan akan di alokasikan dengan basis per-outlet atau sama dengan yang terjadi di tahun 2013.
Pada saat itu, kuota BBM Subsidi AKRA mencapai 881 ribu kl, namun yang bisa di manfaatkan perusahaan hanya sebesar 110 ribu kl. Dengan basis per-outlet yang di tetapkan pemerintah, berarti setiap outlet (SPBU) milik AKRA mendapatkan kuota yang sama dan tidak dapat di alihkan.
Dengan demikian perusahaan tidak dapat memindahkan kuota dari SPBU yang kurang produktif ke SPBU yang lebih produktif. Untuk itu AKRA harus lebih berhati-hati memanfaatkan kuota yang cukup besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Grafik Kuota BBM Subsidi AKRA dan Pemanfaatan
sumber:macquire research
Menurut estimasi Macquire, di tahun 2014 ini pemanfaatan kuota BBM Subsidi AKRA akan naik 2 kali lipat menjadi 335 ribu kl. Alasannya karena tahun ini perhitungan kuota dilakukan secara agregat sehingga perusahaan dapat mengalihkan kuota dari SPBU kurang produktif ke yang lebih produktif.
Kuota BBM subsidi AKRA tahun 2015 akan dialokasikan sebesar 625 kl untuk solar dan 20 ribu kl untuk premium. Mayoritas alokasi diberikan untuk BBM subsidi jenis solar dilakukan karena penjualan solar di tiap SPBU selalu lebih tinggi dibandingkan dengan BBM Jenis RON 88. Dengan alokasi tersebut, Macquire memperkirakan pemanfaatan kuota BBM akan tumbuh menjadi 450 ribu kl di tahun 2015.
Selain itu, AKRA juga akan memanfaatkan peningkatan harga BBM yang dilakukan pemerintah dengan melakukan impor BBM jenis RON 92. Manajemen AKRA percaya harga premium Rp8.500 per liter akan membuat pengendara mengalihkan konsumsi ke BBM dengan kualitas yang lebih baik karena perbedaan harga yang tidak terlalu jauh.
Sementara untuk mengembangkan wilayah distribusi, meningkatkan penjualan BBM jenis RON 92 dan menambah kuota BBM subsidi jenis solar, AKRA akan menambah jumlah SPBU dari 131 menjadi 169 unit di akhir tahun 2015.(al)